Sports Arena – Ganda putra Indonesia, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, mengungkap kiat-kiat mereka untuk mempertahankan gelar di All England 2024.
Fajar/Rian berhasil mengulang kenangan manis mereka di Utilita Arena Birmingham, Inggris, Minggu (17/3).
Ganda putra nomor satu Indonesia itu sukses meraih gelar juara All England secara back-to-back alias dalam dua edisi beruntun.
Berita Terkini:
- Al Nassr Alami Krisis, Ronaldo Terancam Puasa Gelar?
- Mike Tyson Duel Lawan Jake Paul, Segera Tayang di Netflix
- Baru Perpanjang Kontrak, Gaji Francesco Bagnaia Terungkap
Kemenangan Fajar/Rian pada laga puncak All England 2024 diraih dengan cara meyakinkan.
Mereka mengatasi perlawanan wakil Malaysia, Aaron Chia/Soh Wooi Yik, dalam dua gim langsung dengan skor identik, 21-16, 21-16.
Gelar tersebut begitu berarti bagi Fajar/Rian yang dalam satu tahun terakhir meredup.
Sebagai informasi, mereka mengalami puasa gelar sejak trofi pertama di All England Open pada Maret tahun lalu dan cuma sekali menembus final lagi sebelum pekan ini.
“Sangat senang bisa back to back juara di All England. Ini juga gelar pertama kami setelah All England tahun lalu,” ungkap Fajar usai laga, dikutip dari siaran pers PBSI.
“Intinya kami ingin terus konsisten, berprestasi lagi, juara di setiap turnamen,” tambah Fajar setelah pekan lalu menderita early exit di French 2024.
Fajar/Rian makin bahagia karena mereka datang bukan sebagai unggulan teratas. Penurunan prestasi membuat mereka kehilangan posisi sebagai ganda putra nomor satu dunia.
“Rasanya tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata apalagi kami datang sebagai yang tidak diunggulkan (untuk juara, red),” tambah Fajar.
Dituturkan Fajar, kemenangan tersebut tidak lepas dari keberhasilan mereka dalam memetakan keunggulan dan kelemahan lawan.
Mereka menyadari betul apa saja keunggulan Chia/Soh yang juga berbahaya ketika diberi ruang untuk menyerang.
Chia/Soh lolos ke final dengan meyakinkan.
Dua pasangan yang sedang panas yaitu Muhammad Shohibul Fikri/Bagas Maulana (Indonesia) dan Lee Jhe-Huei/Yang Po-Hsuan (Taiwan) mereka atasi dalam dua gim yang cukup cepat.
Semua itu berhasil diredam Fajar/Rian dengan mendominasi permainan depan di mana Aaron Chia menari-nari sebelumnya serta dalam adu bola datar alias drive cepat.
Fajar/Rian membuat Chia/Soh terpojok ketika serangan wakil andalan Negeri Jiran itu menjadi tidak mempan.
Mengincar Soh Wooi Yik pada paruh gim kedua juga menjadi kunci, sebab Soh mulai panik ketika terus diincar dan berimbas pada pukulan yang tak akurat.
“Kami mempelajari permainan Aaron/Soh di turnamen kali ini,” ulas Fajar.
“Tadi kami merasa unggul di bola depan sementara mereka terus memaksa untuk menyerang. Itu yang kami redam,” tandasnya.
Keberhasilan Fajar/Rian mempertahankan gelar juga melanjutkan tradisi kuat ganda putra Indonesia di All England Open.
Hattrick gelar diraih di panggung turnamen bergengsi ini sejak 2022 melalui Muhammad Shohibul Fikri/Bagas Maulana.
Fajar/Rian pun juga tak lupa memberikan kredit untuk sang pelatih, Aryono Miranat.
Aryono menjabat sebagai Kepala Pelatih Ganda Putra PBSI sejak akhir tahun lalu, menggantikan Herry Iman Pierngadi diminta memperbaiki sektor ganda campuran.
“Gelar ini juga kami persembahkan untuk coach Aryono. Semenjak coach Aryono naik sebagai pelatih utama, ini gelar pertama kami bersama dia,” kata Fajar.
“Jadi tadi sangat antusias merayakan bersamanya,” tambah dia.
“Gelar ini saya persembahkan untuk PBSI, keluarga dan semua pendukung Indonesia yang terus support baik saat kami menang ataupun kalah,” timpal Rian memungkasi.
Dapatkan sejumlah berita terkini setiap harinya hanya di Sports Arena, dan jangan lupa follow sejumlah akun media sosial kami; Instagram, Twitter dan TikTok.