Sports Arena – Anthony Sinisuka Ginting menyatakan sudah pulih sepenuhnya dari cedera. Namun, menjelang Kejuaraan Dunia 2025, pebulutangkis tunggal putra Indonesia itu memilih untuk tak memasang ekspektasi berlebihan.
Usai absen selama enam bulan, Ginting kembali turun gelanggang pada Japan Open dan China Open 2025. Sayangnya, hasil yang didapat belum sesuai harapan.
Ginting terhenti di babak 32 besar di dua turnamen tersebut. Ia pun mengaku performanya belum kembali seperti sediakala selepas sembuh dari cedera.
Berita Terkini:
- Perpisahan Manis Fajar/Fikri Lewat Juara China Open 2025
- Bhayangkara FC Hadir di Lampung, Membawa Harapan Baru
- MotoGP Argentina Kembali ke Buenos Aires Mulai 2027
“Sudah pulih total tapi memang tetap maintenance dan diskusi dengan dokter segala macam. Beban latihan dan setelahnya itu jangan sampai kelewat saja,” kata Ginting.
Selain itu, Ginting menyebut rasa sakit di tangan sudah hilang sepenuhnya saat latihan maupun pertandingan. Hanya saja, perawatan setelah sesi latihan tetap menjadi rutinitas yang tak boleh diabaikan.
“Maksudnya, kalau dari segi sakit memang sudah tak ada selama latihan dan pertandingan, tapi perawatan setelah itu yang tak boleh skip,” ucapnya.
Berdasarkan kondisi terkini, Ginting enggan memaksakan target tinggi saat turun di Kejuaraan Dunia 2025 yang digelar di Paris, Prancis, pada 25–31 Agustus mendatang. Fokus utamanya adalah mengembalikan ritme dan kualitas permainan secara bertahap.
“Tetap ekspektasi enggak mau terlalu muluk (hasilnya). Dari yang kemarin, so far saya pribadi belum terlalu puas dengan performa, maksudnya belum kayak dulu, sebelum cedera,” tuturnya.
Meski demikian, Ginting tetap merasa optimistis. Ia bersyukur tangan yang sempat cedera kini sudah tidak lagi bermasalah, sehingga bisa kembali berlatih dan bertanding dengan intensitas penuh.
“Yang saya puas tangan sudah oke, enggak ada sakit, jadi itu yang utama, dan ini sambil berjalannya waktu ada tiga pekan sampai ke world championship coba maksimal,” tambahnya.
Ginting juga menjelaskan bahwa dua turnamen terakhir memberinya banyak catatan penting. Di Japan Open, ia mulai mencari kembali ritme permainan, sementara di China Open, adaptasi terhadap kondisi lapangan menjadi tantangan tersendiri.
“Seperti perasaan saat pertandingan dari cara main strategi segala macam kan kemarin enggak bisa langsung keluar, terutama di Jepang, sudah coba dapatkan pola dan tempo permainan. Kalau di China lebih ke kondisi angin, lapangan, segala macam, itu jadi bahan evaluasi saya dan pelatih, untuk apa yang harus disiapkan ke depan.”
Dapatkan sejumlah berita terkini setiap harinya hanya di Sports Arena, dan jangan lupa follow sejumlah akun media sosial kami; Instagram, Twitter dan TikTok.