Sports Arena – Pengadilan Minsk menjatuhkan hukuman 12 tahun penjara kepada mantan perenang Olimpiade Aliaksandra Herasimenia dan aktivis politik Alexander Opeykin. Keduanya dinyatakan bersalah karena menyerukan sanksi dan tindakan yang bertujuan merusak keamanan nasional Belarusia.
“Mereka dinyatakan bersalah atas seruan publik untuk melakukan tindakan yang bertujuan membahayakan keamanan nasional Belarusia, termasuk penggunaan tindakan pembatasan (sanksi) terhadap Belarusia, individu dan badan hukum republik,” lapor kantor berita negara BelTA, seperti dilansir Reuters Selasa 27 Desember 2022.
Hukuman kepada mantan atlet renang putri itu dijatuhkan secara in absentia.
Herasimenia, peraih medali Olimpiade tiga kali, termasuk di antara atlet elit yang melarikan diri dari Belarusia setelah tindakan keras terhadap mereka yang memprotes apa yang mereka katakan sebagai penipuan pemilihan ulang Alexander Lukashenko pada Agustus 2020.
Pengadilan juga memerintahkan penyitaan apartemen Herasimenia, mobilnya, dan US$48.700 di rekening banknya.
Sedangkan Aleksander Opeykin adalah ketua Yayasan Solidaritas Olahraga Belarusia yang bertujuan mendukung atlet yang telah ditahan dan menghadapi represi di bawah pemerintahan otoriter Lukashenko.
“Dari Agustus 2020 hingga 20 Mei 2022, melalui media dan Internet, mereka dengan sengaja menyebarkan informasi palsu dan rekayasa tentang peristiwa yang terjadi di wilayah Belarusia, tentang arah dan hasil kampanye pemilu 2020,” lapor BelTA.
Pemimpin oposisi Belarusia di pengasingan Sviatlana Tsikhanouskaya mengutuk keputusan pengadilan tersebut.
“Memalukan!” kata Tsikhanouskaya di akun Twitter-nya. “Rezim tidak dapat menjangkau mereka, tetapi properti mereka di Belarusia disita, termasuk mobil & apartemen. Beginilah cara rezim mencoba menghukum lawan-lawannya di pengasingan.”
Belarusia telah dijauhi oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa dan banyak negara karena tindakan keras yang sedang berlangsung terhadap lawan politik, masyarakat sipil, dan jurnalis. Menurut kedutaan Amerika Serikat di Belarusia, ada lebih dari 1.300 tahanan politik di Belarus.
Lukashenko, sekutu dekat Presiden Rusia Vladimir Putin, membantah melakukan kesalahan. Meskipun secara resmi tidak berpartisipasi dalam invasi Moskow di Ukraina, Rusia telah menggunakan wilayah Belarusia untuk melancarkan serangan multi-cabangnya.