Sports Arena – PSSI Pers menggelar sebuah diskusi sepakbola bertajuk “Nyalakan Nyali Membangun PSSI” di MyTen Coffee Senayan Park, Jakarta, Senin (13/2).
Acara tersebut bertujuan untuk mengetahui visi dan misi bakal calon Ketua Umum PSSI, Exco PSSI periode 2023-2027.
Dalam acara ini, sejumlah tokoh sepakbola hadir, antara lain Bambang Nurdiansyah, Annisa Zhafarina Qosasi, Dzamal Azis, Hamka Hamzah, dan Fakhrizal M Kahar, Arief Putra Wicaksono, Hasani Abdulgani, Tigor Salomboboy, yang menyampaikan keresahan mengenai di dunia sepakbola tanah air.
Terkini:
- Raih Perunggu, Sri Maya Sari Pecahkan Rekor Nasional di AIAC 2023
- Christophe Galtier Khawatir dengan Performa PSG
- Red Bull Racing Hati-Hati Hadapi Persaingan Musim Balap F1 2023
Bambang Nurdiansyah (Banur) yang merupakan mantan pemain timnas Indonesia sekaligus pelatih menyampaikan komentarnya terkait kandidat Ketua Umum PSSI, terutama sosok Erick Thohir dan AA La Nyalla Mahmud Mattalitti.
“Saya pikir dua sosok ini pantas, yang penting kami sebagai pelaku terpilihnya salah satu dari mereka ini mampu memperbaiki sepakbola nasional ke depan. Sehingga kita mempuanyai timnas sepakbola yang baik ke depan,” jelas Banur.
Banur pun menyatakan perihal kisi-kisi dałam memilih calon Ketua Umum PSSI.
“Jadi saya minta voters harus bisa membaca, kan harus presentasi mereka, harus paparan, saya pikir voters harus jujur juga mana yang bagus, itu yang dipilih begitu kan. Buat saya siapa pun yang penting itu bagus untuk sepakbola nasional, ayo kita perbaiki sepakbola nasional ke depan,” terang Banur.
Bambang Nurdiansyah juga mengkritik para calon Exco lama yang masih memaksakan diri untuk maju.
“Kasih kesempatan sama yang lain, exco-exco itu sudahlah. Jangan dia lagi, dia lagi, kan ada juga exco yang punya pemikiran bagus, nanti nggak dapat tempat kalau mereka ada di situ lagi. Kenapa yang bagus nggak dikasih kesempatan,” katanya.
Menurutnya sepakbola harus diurus oleh orang bola, tapi yang memahami organisas juga.
“Orang bola, yang urus bola harus orang bola. Ketua nggak harus orang bola sebetulnya, tapi staf-staf di bawahnya. Di bidang-bidang itu, harus yang ngerti bola. Ngerti bola dan ngerti organisasi. Jangan orang bola nggak ngerti organisasi juga, repot juga. Banyak kok kita yang pintar-pintar, anak sekolah mantan pemain nasional juga ada kok, bisa kok dilibatkan nanti di dalam,” pungkas legenda sepakbola Indonesia.