Sports Arena – Aryna Sabalenka berhasil mengalahkan Coco Gauff untuk mencapai semifinal di Indian Wells WTA dan ATP Masters 1000, Kamis (16/3).
Peringkat dua dunia Sabalenka mengalahkan Gauff 6-4, 6-0, memegang kendali penuh atas servisnya, dan pukulan-pukulan menggelegar yang membuat Gauff memiliki sedikit pilihan.
Petenis Belarusia itu melepaskan lima ace dan total 18 winner, menutup pertandingan tanpa menghadapi break point dengan tiga servis yang tidak dapat dikembalikan.
Terkini:
- Resmi Jabat Plt Menpora, Muhadjir Effendy Berharap Tak Terlalu Lama!
- Alex Marquez Pasang Target Maksimal di MotoGP 2023
- PSSI Pastikan FIFA Matchday 14 Juni Melawan Palestina
“Saya pikir saya lebih tenang di lapangan, dan saya bisa mengendalikan emosi saya, yang membantu saya untuk tetap dalam permainan apapun yang terjadi, dan berjuang untuk setiap poin, tanpa kehilangan akal dan tanpa memberikan poin yang mudah. lawan,” kata Sabalenka, seperti disiarkan AFP.
Tentu tidak ada yang mudah bagi Gauff yang berusia 19 tahun. Dia menembakkan setengah lusin ace, 12 winner, tetapi harus menghadapi tekanan kuat dari Sabalenka dengan melakukan 14 kesalahan sendiri lebih banyak daripada lawannya itu.
“Anda pasti bisa melihat peningkatannya sejak terakhir kali saya melawannya,” kata Gauff.
“Saya pikir yang terbesar adalah servisnya. Kami sudah tahu dia memiliki servis yang hebat tetapi dia lebih sedikit melakukan kesalahan ganda, dan kemudian konsistensinya menjadi jauh lebih baik.”
“Saya pikir saya lebih tenang di lapangan, dan saya bisa mengendalikan emosi saya, yang membantu saya untuk tetap dalam permainan apapun yang terjadi, dan berjuang untuk setiap poin, tanpa kehilangan akal dan tanpa memberikan poin yang mudah. lawan,” kata Sabalenka, seperti disiarkan AFP.
Tentu tidak ada yang mudah bagi Gauff yang berusia 19 tahun. Dia menembakkan setengah lusin ace, 12 winner, tetapi harus menghadapi tekanan kuat dari Sabalenka dengan melakukan 14 kesalahan sendiri lebih banyak daripada lawannya itu.
“Anda pasti bisa melihat peningkatannya sejak terakhir kali saya melawannya,” kata Gauff.
“Saya pikir yang terbesar adalah servisnya. Kami sudah tahu dia memiliki servis yang hebat tetapi dia lebih sedikit melakukan kesalahan ganda, dan kemudian konsistensinya menjadi jauh lebih baik.”