Sports Arena – Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, menandatangani kesepakatan dengan firma audit, Ernst & Young untuk penjajakan rencana pelaksanaan audit forensik atas pencatatan keuangan PSSI, Jumat (21/4).
Hal itu dilakukan Erick setelah setelah menyatakan akan melakukan audit keuangan dalam organisasi sepakbola Indonesia itu.
“Bermula dari peristiwa kemarin, ketika ada ketidakkonsistensi dalam pemberian hadiah juara liga, lalu ditengarai ada juga ketidakjelasan dalam manajemen keuangan di PSSI, maka saya langsung tanda tangan MoU dengan pihak Ernst & Young Indonesia untuk mengadakan audit forensik atas pencatatan keuangan PSSI. Hal ini dilakukan sebagai bagian utama dalam bersih-bersih, baik PSSI maupun di Liga,” jelas Erick Thohir di Jakarta, Jumat (21/4).
Terkini:
- Kontingen Indonesia Dihuni 599 Atlet di SEA Games 2023
- Juara MotoGP Amerika, Alex Rins Dongkrak Posisi di Klasemen
- PBSI Buru Tiga Gelar di Kejuaraan Badminton Asia
Persoalan manajemen keuangan di tubuh pengelola sepak bola nasional mencuat setelah muncul masalah ketidakkonsistenan pemberian bonus juara liga yang dilakukan operator PT Liga Indonesia Baru (LIB).
Kesimpangsiuran kerja sama antara LIB dengan PSSI, termasuk transfer pembayaran LIB ke PSSI, mendorong Erick harus melakukan langkah tegas berupa pemeriksaan agar manajemen keuangan, baik di PSSI dan selanjutnya di PT LIB, terbuka, transparan, dan akuntabel.
“Sudah pasti kita semua, saya, pengurus, dan pencinta sepak bola mau soal keuangan yang krusial ini terbuka. Apalagi sepak bola ini milik rakyat. Kami ini hanya ditugaskan untuk membersihkan. Audit ini diperlukan agar terjadi kejelasan dan perbaikan pada pengelolaan keuangan pada seluruh pemangku kepentingan persepakbolaan Indonesia,” tegasnya.
Sebelumnya, Erick Thohir meminta PT Liga Indonesia Baru (LIB) melakukan audit dan menyampaikan secara terbuka mengenai pembagian kompensasi dari hak siar serta sponsor. Hal ini menyusul ketidakkonsistenan pemberian bonus juara liga yang dilakukan LIB.
“Audit ini diperlukan agar terjadi kejelasan dan perbaikan pada pengelolaan keuangan pada seluruh pemangku kepentingan persepakbolaan Indonesia. Saya akan lakukan bersih-bersih (baik di Liga maupun PSSI). Harus bisa dipertanggungjawabkan. Apa yang di Liga dan apa di PSSI. Semua harus terbuka agar tidak saling menyalahkan atau menjatuhkan. Baik Liga, PSSI, maupun klub,” ujarnya saat jumpa pers dengan media di PSSI, Jakarta, Rabu (19/4/2023) dikutip laman resmi PSSI.
Erick menambahkan faktor ketidakkonsisten LIB dalam hal bonus kepada juara liga menjadi pemicu perlu dilakukan audit dan penjelasan secara transparan. Oleh sebab itu, sebelum Liga berjalan, hal-hal menyangkut keuangan dan manajeman harus sudah dijelaskan dan jangan ada yang disembunyikan.