Sports Arena – Presiden klub Madura United FC, Achsanul Qosasi menyarankan adanya kegiatan kompetisi sepakbola tambahan guna mengoptimalkan keberadaan pemain asing sesuai dengan format Liga 1 2023/2024 yaitu 5 (asing bebas) + 1 (pemain ASEAN).
Achsanul menilai jika tak ada penambahan kompetisi, keberadaan pemain asing itu tidak bisa dioptimalkan oleh klub karena tidak sebanding dengan jumlah kompetisi sepanjang musim mendatang, terlebih bagi klub yang tidak mengikuti kompetisi tingkat Asia seperti Asia Champions League (ACL) dan hanya mengikuti satu kompetisi yaitu Liga 1.
“Nanti ada enam pemain asing. Klub harus membayar gaji enam pemain asing dan jika kita mengkalkulasikan jumlah klub sebanyak 18 kali enam, maka ada 108 pemain asing,” kata Achsanul saat berbicara dalam acara “SJFC Gelar diskusi Liga Indonesia 2023/24: Untung Rugi Format Baru Kompetisi” di MyTen Coffee & Eatery, SPARK Senayan, Jakarta, Rabu (31/5).
Berita Terkini
- Gambaran Playoff IBL 2023 Mulai Terlihat, Persaingan Semakin Membara!
- Pose Yolla Yuliana Berlibur di Singapura Bikin Warganet Salfok!
- Ducati Optimistis Francesco Bagnaia Bisa Comeback di MotoGP Italia
“Jika kita menggaji mereka sekitar Rp100 juta per bulan, maka ada pengeluaran sebesar Rp108 miliar untuk membayar pemain asing di Liga 1. Sayang sekali kalau kompetisinya hanya satu,” tambahnya dalam diskusi yang digelar oleh komunitas SeeJontor FC tersebut.
Untuk itu, pria kelahiran 1966 itu mendorong pihak-pihak terkait agar membuat kompetisi tambahan seperti Piala Indonesia sehingga regulasi pemain asing Liga 1 2023/2024 bisa dimaksimalkan dan efektif bagi setiap klub.
“Akan lebih bagus jika selain Jumat, Sabtu, Minggu di sela-sela Rabu, Kamis itu ada kompetisi tambahan seperti Piala Indonesia, Piala Nusantara, Piala Ketum PSSI, atau piala apapun. Jadi kita menggaji seseorang itu memperkerjakan maksimal dan cari duitnya maksimal,” kata Presiden klub Pulau Garam tersebut.
Dengan adanya tambahan kompetisi, menurut dia, format pemain asing musim depan jauh lebih bermanfaat karena dengan kemampuan yang dimiliki para pemain asing itu paling tidak akan semakin menghibur penikmat sepakbola nasional.
“Jadi sayang pemain asing sudah ditambah, tapi kompetisinya cuma satu. Lebih bagus jika otak dan kerjanya bisa kita maksimalkan sehingga dia bisa menghibur sepakbola nasional,” tambahnya.
Achsanul juga mengkritisi format satu pemain muda U-23 yang diwajibkan tampil di sebelas pertama dan minimal bermain 45 menit.
“Kita bicara format kompetisi, pemain U-23 ke bawah ada satu. Klub itu tidak mungkin merekrut satu, dia pasti rekrut minimal lima atau enam orang,” kata Achsanul.
“Tujuannya bagus tapi terlalu mendadak untuk diterapkan. Kalau mau langsung saja jangan 45 menit, langsung aja 90 menit. Jadi kita tidak bingung nanti kalau menit ke-20 cedera ya gimana menggantinya,” lanjutnya.
Dengan ini, Achsanul berharap gagasannya dapat dipertimbangkan oleh Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI), agar format kompetisi musim depan berjalan lebih jelas dan teratur.
“Saya berharap Exco PSSI dapat mempertimbangkan format yang ada,” kata Achsanul.
Diskusi Seejontor FC bertajuk “SJFC Gelar diskusi Liga Indonesia 2023/24: Untung Rugi Format Baru Kompetisi” ini terselenggara atas dukungan sejumlah sponsor dan donatur yang terlibat.
Di antaranya Bank BRI, Bank BTN, Bank BJB, PT PLN (Persero), PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (PII).
Serta sponsor pendukung lainnya yaitu MILLS, Odette, Gulent, dan SeeJontor.