Sports Arena – Viktor Axelsen tetap menjadi momok menakutkan bagi tunggal putra Indonesia di Kejuaraan Dunia BWF 2023. Jonatan Christie menyebut ia dan rekannya berupaya untuk improve demi mengalahkannya.
Indonesia diketahui mematok dua gelar dari ganda putra dan tunggal putra. Mewujudkan itu, jelas sulit untuk Jonatan Christie.
Faktanya selain harus menghadapi lawan-lawan yang kini kekuatannya sudah merata. Mereka juga harus menghadapi musuh bebuyutan seperti Axelsen.
Berita Terkini:
- Selain Spalletti, FIGC Bidik Conte untuk Latih Timnas Italia
- Johann Zarco Bakal Jadi Suksesor Alex Rins di LCR Honda
- PBSI Targetkan 3 Gelar di Kejuaraan Dunia BWF 2023
Jika menilik bagan undian, Viktor Axelsen berada di paling atas dengan menempati seeded pertama. Sementara Jonatan dan Anthony Sinisuka Ginting berada di bagan bawah.
Itu artinya untuk dapat berjumpa dengan pebulutangkis nomor satu dunia itu hanya terjadi di babak final. Itu pun dengan lebih dulu ketiga pemain mengalahkan lawan-lawannya di babak-babak sebelumnya.
Termasuk Jonatan Christie dan Ginting yang berpotensi saling mengalahkan lebih dulu di perempatfinal Kejuaraan Dunia. Lagi-lagi jika mereka mulus menyingkirkan musuh-musuh mereka sebelumnya.
Satu-satunya tunggal putra Indonesia yang memungkinkan beradu lebih awal dengan Axelsen adalah Chico Aura Dwi Wardoyo. Ia berada di bagan yang sama dengan Axelsen dan berpeluang ketemu di perempatfinal. Sekali lagi, itu terjadi jika mereka juga lolos dari pertandingan-pertandingan awal.
Akan tetapi terlepas dari peluang bertemu Viktor Axelsen, faktanya tunggal putra Indonesia memang masih terus berada di bayang-bayang Axelsen. Bahkan dari segi ranking, Ginting kesulitan untuk menyalip posisi Axelsen yang berada di ranking 1.
Juara Singapore Open 2023 itu terus berada di peringkat kedua sejak 11 April lalu. Bergantian dengan Jonatan yang pada Maret lalu sempat berada di posisi Ginting.
Selain itu, dari catatan pertemuan, Ginting belum pernah sekalipun menang dalam 10 pertemuan terakhir sejak Thailand Open 2021. Begitu pun dengan Jonatan yang sudah kalah lima kali secara beruntun sejak di Thailand Open 2021 juga. Nasib yang sama dialami Chico yang belum pernah menang dalam tiga kali pertemuannya dengan Axelsen.
Jonatan Christie tak menepis Axelsen memang masih menjadi pebulutangkis yang terbaik hingga saat ini.
“Pencapaian dia selama ini memang masih yang terbaik cuma kita kan enggak tahu kapan waktunya akan terganti. Seperti contoh Kento Momota beberapa tahun yang lalu kita tak berpikir Axelsen bakal jadi seperti sekarang kan,” kata Jonatan saat ditemui di Pelatnas PBSI, Cipayung.
“Dulu kita pikir Momota akan selalu di atas, akan juara olimpiade dengan kualitas yang dia punya, sementara Axelsen akan selalu ada jadi bayang-bayang. Tapi sekarang kita bisa lihat sendiri mungkin dia (Axelsen) juga improve banyak,” ujarnya.
“Kami pun terutama di Indonesia, kami tunggal putra terus improve, bagaimana caranya kami bisa mendekati Axelsen, dan akan terus juga berusaha semaksimal mungkin siapa tahu bisa melewatinya.”
Jonatan menambahkan, melawan Axelsen bukan perkara mencari kunci kelemahan sang Monster. Tetapi bagaimana penerapan strategi di lapangannya.
“Bulutangkis itu bukan matematika kita dapat kunci lalu kebuka segala macam. Dia (Axelsen) pun berlatih dan melihat kelemahan dirinya juga, evaluasi segala macam. Jadi kita tak bisa bilang ‘Oh kita sudah dapat kuncinya, kita pakai, lalu kalau tak bisa kebuka bagaimana?”
“Terkadang kita sudah latihan maksimal saja, bisa tidak keluar di lapangan, itu kan bukan salah latihannya. Tapi saat penerapan di lapangannya seperti apa? Mungkin tegangnya berlebihan atau apa, itu yang terus kita evaluasi,” pungkasnya.
Dapatkan sejumlah berita terkini setiap harinya hanya di Sports Arena, dan jangan lupa follow sejumlah akun media sosial kami; Instagram, Twitter dan TikTok.