Sports Arena – Perjuangan luar biasa disuguhkan ganda putri Indonesia, Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti di babak 32 besar China Open 2023.
Apri/Fadia mengakhiri perlawanan wakil Thailand, Jongkolphan Kititharakul/Rawinda Prajongjai, lewat pertandingan tiga gim di Olympic Sports Center Gymnasium, Changzhou, Rabu (6/9).
Perjuangan tak kenal lelah Apri/Fadia akhirnya berhasil memaksa unggulan ke-8 itu menyerah 17-21, 21-12, 21-19.
Berita Terkini:
- Demi Dongkrak Pamor Serie A, Luigi De Siervo Lontarkan Rencana Gila!
- Bagnaia dan Bastianini Cedera, Ducati Terancam Tanpa Wakil di MotoGP Misano
- Indonesia Kunci Tiket Perempat Final, Bagas/Fikri dan Pram/Yere Saling Jegal!
Gim pertama dimulai, Apri/Fadia tertinggal 0-3, kemudian menempel jarak 7-8. Namun interval gim pertama ditutup dengan keunggulan Jongkolphan/Rawinda 11-7.
Jongkolphan/Rawinda terus menjaga keunggulan dan memimpin 17-12. Apri/Fadia coba lebih sabar dan meminimalisir kesalahan untuk bisa mendekat 15-17 setelah Fadia menangi adu drive.
Masuki poin-poin kritis, kedua pasangan tampil berhati-hati. Jongkolphan/Rawinda mencapai gim poin 20-16 saat Jongkolphan menyambar bola tanggung. Mereka akhirnya menang 21-17 setelah pukulan Fadia melebar.
Situasi berbeda tersaji di gim kedua. Apri/Fadia yang gantian memegang kendali penuh pertandingan. Apri/Fadia bisa memimpin 6-3 dan unggul 11-7 di saat interval.
Selepas interval, Apri/Fadia berhasil mempertahankan tekanan yang mereka lakukan pada Jongkolphan/Rawinda. Apri/Fadia unggul 18-11 dan akhirnya menang 21-12 untuk memaksakan terjadinya rubber game.
Duel di gim penentuan berjalan makin sengit. Namun, permainan Apri/Fadia terlihat lebih solid.
Alhasil Apri/Fadia bisa memimpin 3-0 dan berlanjut menjadi 9-5. Jongkolphan/Rawinda kemudian sukses merebut tiga poin beruntun untuk mendekat pada angka 8-9 namun Apri/Fadia merebut dua poin berikutnya sehingga mereka memimpin 11-8 di interval penutup.
Rally panjang terjadi, tapi keunggulan masih untuk Apri/Fadia 15-12. Fadia bikin Jongkolphan jungkir balik dengan dropshot-nya dan terus terdepan 18-15.
Jongkolphan/Rawinda mendekat lagi 18-19 saat menangi adu drive. Match poin buat Apri/Fadia 20-18, mereka akhirnya menang 21-19 setelah Jongkolphan gagal mengembalikan pukulan ganda putri Indonesia.
“Kami menikmati pertandingan dan kami siapkan pola permainan dan pastinya pikiran. Konsistensi, step by step, poin demi poin dan banyak melakukan inisiatif,” kata Apriyani, dikutip dari keterangan PBSI.
“Maksudnya lebih inisiatif dalam membangun serangan, bola depan, bola belakang termasuk rotasinya. Kami tidak boleh diam karena kan tidak mudah dapat poin, harus dengan reli-reli panjang,” ujarnya.
Di sela pertandingan, Apri/Fadia mengaku sempat tersulut emosi karena keputusan wasit yang mereka nilai saat itu kurang tepat, sehingga menambah perolehan poin untuk lawan.
“Tadi memang tidak terkena saya shuttlecock-nya dan jujur saya agak emosi, tapi saya coba hargai keputusan wasit, dan Fadia juga coba menenangkan karena masih ada poin yang harus dimainkan. Saya akhirnya melupakan hal itu dan fokus lagi meraih kemenangan,” kata Apri yang merupakan peraih emas Olimpiade 2020 Tokyo tersebut.
Fadia mengatakan mereka juga sempat kesulitan untuk beradaptasi dengan kondisi lapangan dan shuttlecock, terutama pada gim pertama.
“Di gim pertama kami kurang siap dengan pola yang dimainkan lawan, selain itu kami juga masih beradaptasi dengan kondisi lapangan dan shuttlecock. Kami juga merasa saat tes lapangan belum menemukan feel sentuhannya. Lalu di gim kedua dan ketiga kami berkomunikasi untuk mengubah permainan dan temponya,” tegas Fadia.
Nasib berbeda diraih Tunggal putra Indonesia, Anthony Sinisuka Ginting. Ginting langsung angkat koper usai kalah dari Tsuneyama 11-21, 21-18, 17-21.
“Pertama-tama mengucap syukur bisa bermain dan mencoba mengeluarkan yang terbaik hari ini walau hasilnya belum berhasil melaju ke babak berikutnya,” kata Ginting.
Yang membedakan Japan Open dengan laga di China Open 2023 ini, Ginting mampu mengambil satu gim kemenangan, meskipun hasilnya tetap kalah.
“Dibandingkan saat pertemuan di Japan Open, mungkin baik saya maupun lawan sudah punya gambaran masing-masing harus bermain seperti apa. Hanya memang banyak kondisi di sini dan saat di Japan Open yang berbeda,” ucap Ginting.
Meskipun tak bisa lanjut ke fase selanjutnya, tunggal putra ranking 2 dunia itu tetap senang dengan kondisinya saat ini. Diketahui, Ginting baru kembali menjalani turnamen setelah absen selama sebulan karena masih berduka cita sepeninggal ibundanya.
“Pastinya senang bisa kembali bertanding setelah absen kurang lebih satu bulan, yang biasanya saya bisa turnamen seminggu sekali, dua minggu sekali atau bahkan tiga minggu beruntun,” katanya.
“Sebenarnya, tidak yang hilang banget feel-nya tapi semoga di Hong Kong Open minggu depan bisa lebih baik lagi,” pungkasnya.
Dapatkan sejumlah berita terkini setiap harinya hanya di Sports Arena, dan jangan lupa follow sejumlah akun media sosial kami; Instagram, Twitter dan TikTok.