Sports Arena – Kekalahan Manchester United 2-3, dari Galatasaray di laga kedua penyisihan Grup A, Rabu (4/10) dini hari WIB, menandai rekor buruk MU di pentas Liga Champions.
Untuk pertama kali di sepanjang partisipasi di arena Liga Champions, Manchester United menelan kekalahan beruntun di dua laga awal penyisihan grup.
Kekalahan atas Galatasaray melengkapi kekalahan dari Bayern Muenchen di laga pembuka penyisihan Grup A, dua pekan lalu. Tidak hanya itu, kekalahan dari Galatasaray itu juga memperburuk rekor Manchester United setiap kali tampil di Old Trafford.
- Newcastle United Hajar PSG, Luis Enrique Terkejut!
- Langkah Anthony Sinisuka Ginting Terhenti di Asian Games
- Jadwal Timnas Futsal Indonesia di Kualifikasi Piala Asia AFC 2024
Bruno Fernandes dan kawan-kawan menelan kekalahan beruntun di dua laga kandang terakhir di semua ajang.
Sebelum menjamu Galatasaray, Manchester United dipermalukan Crystal Palace, 0-1, pada pekan ketujuh Liga Primer Inggris, akhir pekan lalu. Pun dengan catatan minor penampilan Iblis Merah pada awal musim ini.
Manchester United tercatat telah menelan enam kekalahan dari 10 penampilan di semua ajang. Catatan penampilan ini menjadi torehan penampilan Man United terburuk pada awal musim sejak musim 1986/87.
Catatan penampilan ini membuat MU terdampar di peringkat kesepuluh klasemen sementara Liga Primer Inggris dan menjadi juru kunci di klasemen sementara Grup A Liga Champions.
Keterpurukan Man United ini pun mulai memicu adanya tekanan terhadap manajer asal Belanda, Erik ten Hag.
Pelatih yang tengah melakoni musim kedua sebagai juru taktik MU itu dinilai mulai kesulitan untuk bisa mencari solusi atas keterpurukan Iblis Merah pada awal musim ini.
Namun Ten Hag merasa cuek dan mengirimkan sinyal soal keyakinannya untuk tetap dipertahankan sebagai pelatih kepala Man United oleh manajemen klub.
Meski mengakui Iblis Merah tengah berada dalam situasi sulit pada awal musim ini, Ten Hag mengingatkan kembali soal kesuksesan yang ditorehkannya pada musim lalu.
Selain mampu mempersembahkan titel Piala Liga Inggris, mantan pelatih Ajax Amsterdam itu juga berhasil mengantarkan Man United finish di peringkat ketiga Liga Primer Inggris musim lalu. Padahal, musim lalu merupakan musim debut Ten Hag menukangi Iblis Merah.
”Pada musim lalu, kami tampil begitu luar biasa dan melebihi dari ekpektasi. Namun, saat pertama menerima proyek ini, kami tahu akan ada jarak yang harus dikejar. Saat ini, seperti semua orang saksikan, kami tengah berada dalam situasi yang sulit,” ujar Ten Hag dilansir Manchester Evening News.
Pelatih berusia 53 tahun itu tetap yakin dengan kemampuan Man United untuk bisa keluar dari periode sulit ini. Ia pun menepis kekhawatiran soal ancaman pemecatan dirinya dan merasa yakin masih mendapatkan dukungan dari manajemen klub.
Kerja sama yang baik antara semua pihak, ujar Ten Hag, dapat menjadi cara buat Man United untuk bisa bangkit dari keterpurukan ini.
”Kami akan melalui semua ini bersama-sama. Kami akan tetap bersatu dan mendukung satu sama lain. Saya, jajaran direksi klub, para pemain, semuanya, kami akan bersama-sama berusaha untuk keluar dari situasi ini. Kami tahu, kami bisa menampilan permainan yang lebih baik dan mengakhiri situasi ini,” pungkas Ten Hag.
Dapatkan sejumlah berita terkini setiap harinya hanya di Sports Arena, dan jangan lupa follow sejumlah akun media sosial kami; Instagram, Twitter dan TikTok.