Sports Arena – Pebulutangkis ganda putri Indonesia, Apriyani Rahayu, menyikapi hasil tanpa gelar dari tiga turnamen pada awal 2023 sebagai pembelajaran. Ia ingin capaian awal tahun membuatnya bermain lebih baik dan konsisten untuk ajang-ajang selanjutnya.
Apriyani adalah atlet peraih medali emas Olimpiade Tokyo 2020 bersama Greysia Polii. Kini, ia berpasangan dengan Siti Fadia Silva Ramadhanti. Ia sadar masih harus bekerja keras agar bisa meraih target yang mereka harapkan dalam setiap turnamen.
“Memang semuanya proses, kami mau dapat medali atau tidak memang semuanya butuh pembelajaran. Jadi bagaimana kami mengatur di sisi kami saja. Kalau tidak dapat medali ya sudah, sama saja seperti ketika dapat medali pun harus tahu apa saja yang mesti ditingkatkan,” kata Apri di Jakarta, Jumat (10/2).
Terkini:
- Jersey Mendiang Kobe Bryant Terjual Rp87,8 Miliar
- Cetak Quat-trick, Cristiano Ronaldo Ukir Rekor Baru
- Enea Bastianini: Francesco Bagnaia Merupakan Rival Utama di MotoGP 2023
Pada Januari 2023, Apri/Fadia mengikuti tiga turnamen dari Malaysia Open (BWF Super 1000), India Open (Super 750), dan Indonesia Masters (Super 500). Sayangnya, dari ketiga turnamen tersebut, ganda putri peringkat ke-8 itu belum berhasil memboyong satu gelar pun.
Dari hasil tersebut, Apri/Fadia sudah berkonsultasi dengan pelatih untuk memperbaiki kekurangan mereka. Berdasarkan evaluasi, Apriyani memaparkan bahwa kekuatan, pola permainan, hingga kesalahan sendiri menjadi poin yang perlu menjadi perhatian.
“Secara teknis paling kekuatan, terus pola permainan di lapangan bagaimana, sadari kesalahan ada di mana. Kami tidak spesifik apa saja kekurangannya, tapi sudah tahu masing-masing apa yang mesti ditingkatkan,” kata Apri.
Berbeda dengan penampilan sebagai pasangan pada 2022 yang memberikan kejutan bagi pasangan-pasangan papan atas, penampilan Apri/Fadia seakan sudah mampu diredam oleh lawan-lawan mereka. Apriyani menilai bahwa lawan memang sudah mampu membaca kelemahan mereka sehingga kini lebih sulit untuk menekuk lawan dengan dua gim langsung.
“Kalau soal tenaga kami masih powerful, hanya lawan sudah tahu titik lemah kami di mana. Ketika kami baru dipasangkan terus juara, mereka sudah tahu kalau kami bagusnya di power. Tipe kami memang begitu,” ujar Apri.
Untuk menyiasati kebocoran tersebut, kini Apri/Fadia terus berbenah dalam segi pola permainan yang lebih variatif. Tujuannya agar lawan tak bisa dengan mudah membaca strategi di lapangan. “Tapi memang butuh lebih variatif dan konsisten, semua butuh proses dan ya sudah kami menjalani saja,” tutup Apri.