Sports Arena – Bagi sebagian umat manusia pencinta sepakbola, olahraga ini bukan sekedar hasil akhir atau sederet prestasi. Jika ditelusuri dari lubuk hati terdalam, sepakbola adalah sebuah kecintaan yang siratkan harapan.
Tak mengherankan pernyataan itu, mengingat sepakbola sanggup mengangkat derajat sebuah bangsa, sekaligus menjadi pendongkrak perekonomian suatu negara.
Kini rasa kecewa pun pecah, seiring dibatalkannya Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20. Lantas, siapa yang wajib bertanggung jawab atas semua keputusan menyakitkan ini?
Terkini:
- IOC Mendesak Larang Atlet Rusia Tampil di Olimpiade 2024
- Piagam Olimpiade Mengatur Tak Boleh Ada Diskriminasi Olahraga
- Pembatalan Drawing Piala Dunia U-20 Bisa Jadi Awal Bencana!
Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi) turut memberi pernyataan terkait keputusan tersebut. Indonesia harus menghormati keputusan FIFA yang membatalkan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20.
“Tadi malam saya sudah dapatkan laporan dari Ketum PSSI (Erick Thohir) bahwa FIFA telah memutuskan membatalkan Piala Dunia U-20 di Indonesia,” kata Jokowi, Kamis (30/3).
“Saya tahu keputusan ini membuat banyak masyarakat kecewa. Saya pun sama, juga merasakan hal itu. kecewa dan sedih,” terang Jokowi.
Hal serupa juga dilontarkan Ketua Umum PSSI, Erick Thohir sehari sebelumnya.
“Saya sudah berjuang maksimal. Setelah menyampaikan surat dari Presiden Jokowi, dan berbicara panjang dengan Presiden FIFA, Gianni Infantino, kita harus menerima keputusan FIFA yang membatalkan penyelenggaraan event yang kita sama-sama nantikan itu,” ujar Erick Thohir seperti yang tertera di laman resmi PSSI, Rabu (29/3).
“Indonesia adalah salah satu anggota FIFA, sehingga untuk urusan sepakbola internasional, kita harus mengikuti aturan yang sudah ditetapkan. Meskipun saya tadi sudah menyampaikan segala hal kepada Gianni, apa yang dititipkan Presiden, pencinta sepakbola, anak-anak timnas U-20, dan juga suporter setia sepakbola, tapi karena kita anggotanya dan FIFA menilai situasi saat ini tidak bisa dilanjutkan penyelenggaraannya, maka kita harus tunduk,” lanjut Erick.
Batal jadi tuan rumah, siapa yang bertanggung jawab?
Semua kericuhan bermula pasca batalnya Drawing Piala Dunia FIFA U-20 yang sejatinya berlangsung di Bali pada 31 Maret 2023.
Sejak saat itu, isu batalnya Indonesia jadi tuan rumah Piala Dunia U-20 pun semakin gencar menghiasi pemberitaan, meski nyatanya PSSI justru diam seribu bahasa perihal fakta menyakitkan tersebut.
Sejumlah desas-desus menyimpulkan bahwa ini buntut dari penolakan para pejabat daerah terhadap timnas Israel, sebagian lagi menyatakan Indonesia dianggap belum siap dari berbagai aspek terkait prasarana.
Apabila masalah ini datang akibat lantangnya penolakan dari pejabat daerah kepada timmas Israel, harusnya Presiden bertindak tegas meredamnya, bukan hanya diam seakan tak bernyali.
Dan jika semua muara tertuju kepada infrastruktur pendukung, pihak PSSI yang harusnya pasang badan karena gagal melakukan percepatan.
Memang, FIFA tidak dengan jelas merinci alasan pembatalan Indonesia selaku tuan rumah. Hanya kata-kata ‘mengingat situasi saat ini’ yang bikin pencinta sepakbola bertanya-tanya.
Mengulik dari akar permasalahan yang ada, rupanya FIFA juga membahas salah satu poin yaitu Tragedi Kanjuruhan yang terjadi pada Oktober 2022 lalu.
Lalu bagaimana isi surat FIFA terkait gagalnya Indonesia menjadi tuan Rumah Piala Dunia U-20. Berikut isi lengkap suratnya;
FIFA Menghapus Indonesia sebagai Tuan Rumah FIFA U-20 World Cup 2023.
Menyusul pertemuan hari ini antara Presiden FIFA Gianni Infantino dan Presiden Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Erick Thohir, FIFA telah memutuskan, karena keadaan saat ini, untuk menghapus Indonesia sebagai tuan rumah FIFA U-20 World Cup 2023™️.
Tuan rumah baru akan diumumkan sesegera mungkin, dengan tanggal turnamen saat ini tetap tidak berubah. Potensi sanksi terhadap PSSI juga dapat diputuskan pada tahap selanjutnya.
FIFA ingin menggarisbawahi bahwa terlepas dari keputusan tersebut, tetap berkomitmen untuk aktif membantu PSSI, bekerja sama erat dan dengan dukungan pemerintahan Presiden Widodo, dalam proses transformasi sepakbola Indonesia pascatragedi yang terjadi pada Oktober 2022. Anggota tim FIFA akan terus hadir di Indonesia dalam beberapa bulan mendatang dan akan memberikan bantuan yang dibutuhkan kepada PSSI, di bawah kepemimpinan Presiden Thohir.
Pertemuan baru antara Presiden FIFA dan Presiden PSSI untuk pembahasan lebih lanjut akan dijadwalkan dalam waktu dekat.
(Fédération Internationale de Football Association)