Sports Arena – Eks bintang Tottenham Hotspur, Dele Alli tengah mencuri perhatian.
Pemain berposisi gelandang itu mengaku sempat ingin pensiun di umur 24 tahun karena trauma masa lalu, dari mulai menjadi korban pelecehan seksual hingga dipaksa menjadi kurir narkoba.
Alli menjalani masa kecil yang jauh dari kata bahagia, bahkan cenderung traumatis. Secara blak-blakan, Alli menceritakan masa kecil kelamnya kepada legenda Manchester United, Gary Neville dalam suatu program televisi, The Overlap.
Berita Terkini:
- Setelah 11 Tahun, Inter Milan Persilahkan Samir Handanovic Pergi
- Pelita Jaya Kalahkan Satria Muda di Gim Pertama Semifinal IBL 2023
- Melaju ke Final Wimbledon, Ons Jabeur Hentikan Laju Aryna Sabalenka
Alli memiliki ibu kandung yang dianggap gagal mendidiknya. Ibu kandungnya merupakan pecandu minuman beralkohol.
Teman dari ibu kandung Alli sering mampir ke rumahnya. Pada saat itulah Alli mengalami insiden yang tak pernah bisa dia lupakan di kemudian hari, yakni menjadi korban pelecehan seksual di usia yang baru menginjak enam tahun.
“Pada usia enam tahun, saya dianiaya oleh teman ibu saya yang sering berada di rumah. Ibu saya seorang pecandu alkohol. Saya dikirim ke Afrika untuk belajar disiplin. Kemudian saya dikirim kembali,” kata Alli dilansir Sky Sports, Jumat (14/7).
Pada usia tujuh tahun, Alli mulai merokok. Kemudian setahun setelahnya Alli dipaksa menjadi kurir narkoba. Barang haram itu disimpan di dalam tas Alli, dengan ditutupi bola sepak agar tidak ketahuan.
“Tujuh tahun, saya mulai merokok. Delapan tahun, saya mulai mengedarkan narkoba, menjual narkoba,” jelas Alli.
“Seorang yang lebih tua mengatakan kepada saya bahwa mereka (petugas) tidak akan mencurigai seorang anak kecil, jadi saya akan berkeliling dengan sepak bola saya dan kemudian di bawahnya saya akan minum obat,” tuturnya melanjutkan.
Tak sampai di situ, Alli juga mengatakan dirinya digantung di jembatan pada usia 11 tahun. Tak jelas alasan pria tak dikenal itu menggantung Alli yang masih kecil di sebuah jembatan.
“Umur 11, saya digantung di jembatan oleh seorang pria dari perumahan sebelah. Pada usia 12 tahun, saya diadopsi,” tambahnya.
Ya, Alli kemudian diadopsi oleh keluarga yang cukup berada. Pada saat itu lah, pemain yang kini membela Everton itu fokus merajut mimpi menjadi pesepak bola profesional.
“Dan sejak saat itu, saya diadopsi oleh keluarga yang luar biasa, saya tidak bisa meminta orang yang lebih baik untuk melakukan apa yang mereka lakukan. telah dilakukan untuk saya,” ujar Alli.
“Jika Tuhan menciptakan orang, itu adalah mereka. Mereka luar biasa dan telah banyak membantu saya,” pungkasnya.