Sports Arena – Novak Djokovic mengejar rekor delapan gelar Wimbledon milik Roger Federer dan memperpanjang catatan sebagai pemimpin dalam turnamen grand slam. Petenis asal Serbia ini total sudah meraih tujuh gelar juara Wimbledon (2011, 2014, 2015, 2018, 2019, 2021, 2022) dengan diantaranya juara di empat turnamen terakhir.
Baru-baru ini, Djokovic memecahkan rekor Rafael Nadal dengan meraih 23 gelar Grand Slam di French Open. Pada usia 36 tahun, Djokovic akan menjadi favorit di All England Club saat dia memulai upaya untuk mempertahankan gelar pada Senin (3/7).
Dengan memenangkan gelar Australian Open ke-10 dan Roland Garros ketiganya musim ini, kemenangan kedelapan di Wimbledon akan membuat Djokovic hanya perlu memenangkan US Open pada bulan September mendatang untuk menyamai Rod Laver, yang memenangkan empat turnamen grand slam secara berturut-turut pada 1969.
Berita Terkini:
- Gabung Manchester United, Mason Mount Dapat Gaji Selangit
- Raja Sapta Oktohari-Ismail Ning Siap Bawa Olahraga Indonesia Berdiri di Panggung Dunia
- PBSI Segera Pasangkan Kevin Sanjaya Bersama Rahmat Hidayat
Djokovic belum pernah kalah di Centre Court sejak final pada tahun 2013.
Dari lima pesaing teratasnya di Wimbledon tahun ini, tidak ada yang melampaui babak 16 besar. Sementara juara dua kali, Nadal, absen karena cedera.
Jika Djokovic memenangkan gelar grand slam ke-24, maka dia akan menyamai rekor Margaret Court sebagai pemain dengan jumlah gelar grand slam terbanyak.
Goran Ivanisevic, pelatih Djokovic menyebut pemainnya itu begitu bersemangat menyambut persaingan di Wimbledon 2023. “Dia masih bergerak seperti kucing di lapangan. Dia ada di sana. Seperti seorang Ninja, dia ada di mana-mana. Dia akan menemukan semacam motivasi untuk memenangkan gelar ke-24, mungkin ke-25, entah dimanapun akhirnya,” ujar Ivanisevic.
Petenis nomor satu dunia, Carlos Alcaraz, akan menjadi ancaman terbesar bagi Djokovic. Alcaraz juga sedang termotivasi setelah memenangkan gelar lapangan rumput pertamanya di Queen’s akhir pekan lalu.
Namun, Alcaraz mengakui bahwa tekanan dan ketegangan saat menghadapi Djokovic di semifinal French Open menyebabkan dia mengalami kram yang menyebabkan kekalahannya.
“Saya melihat Djokovic tidak pernah kalah dalam pertandingan di Centre Court sejak 2013 ketika dia kalah melawan Andy Murray – jadi sudah 10 tahun, luar biasa. Tapi saya berharap ada penonton yang mendukung saya untuk mengubah situasi tersebut,” kata Alcaraz, yang berhasil mencapai babak 16 besar pada tahun 2022 sebelum kalah dari Jannik Sinner.