Sports Arena – Petarung MMA Indonesia pertama yang segara tampil di panggung UFC, Jeka Saragih, akan berlangsung di UFC Apex, Las Vegas, Amerika Serikat, Sabtu (18/11) waktu setempat.
Pertarungan debut Jeka Saragih tersaji pada UFC Vegas 82 dengan menghadapi jagoan asal Brasil, Lucas Alexander. Jeka datang ke pertandingan dengan status kurang diunggulkan atau underdog.
UFC lebih menempatkan Alexander dengan kemungkinan lebih besar di angka -520, sedangkan Jeka Saragih di angka +390. Tak heran memang, Karen lawan yang dihadapi nanti bukan sembarangan bagi petarung debutan seperti Jeka.
Berita Terkini:
- Marc Marquez Naik Pitam, Serang Balik Pengkritik Alberto Puig
- Uruguay Permalukan Argentina, Luis Diaz Antar Kolombia Hajar Brasil
- Langkah Gregoria Berlanjut ke Semifinal Kumamoto Masters 2023
Lucas Alexander sudah melakoni dua laga lebih dulu di oktagon UFC dibanding Jeka. Meski dengan catatan satu kekalahan dan satu kemenangan, petarung berjuluk The Lion itu pasti sangat termotivasi ketika menghadapi Jeka.
Alexander berhasil meraih kemenangan pada laga terakhirnya lewat kemenangan angka multak atas Steven Peterson, pada Maret lalu. Satu hal lain yang patut diwaspadai adalah bagaimana Alexander memiliki keunggulan dalam postur dan jangkuan atas Jeka.
Petarung asal Simalungun, Sumatra Utara, itu pada awalnya diplot melawan Jesse Butler yang juga sama-sama baru merintis karier di UFC. Namun, Buttler mengalami cedera sehingga tim Jeka sempat mencari lawan baru untuk ajang UFC Fight Night tersebut.
Jeka sendiri mengutarakan tidak masalah menunggu jadwal bertarung di UFC.
“Tidak mengurangi semangat saya dan tidak mengurangi latihan-latihan saya,” tuturnya.
“Saya terus memperdalam dan mengisi kekurangan-kekurangan saya agar bisa bertarung di UFC.”
Kini, kepada wawancara bersama media-media Tanah Air lain, Jeka pun berbicara soal rezim latihan yang ia jalani di San Diego, Amerika Serikat. Apalagi, Jeka kini bertanding di kelas bulu 65,8 kilogram dan bukan kelas ringan 70,3 kilogram seperti yang ia lakoni di Road to UFC.
“Kemarin berangkat lebih 20 kg, sekarang tinggal 6 kg lah ya… Tetapi, tidak apa-apa,” ujar petarung yang mendapatkan kontrak 5 laga di UFC tersebut.
“Tinggal jaga-jaga pola makan saja. Proses cutting-nya ketat. Tetapi, alat-alat yang kita butuhkan seperti sauna, semua dilengkapi.”
“Selain itu, vitamin-vitamin juga ketat karena doping-doping kan tidak bisa. Kita harus bekerja keras untuk menyiapkan badan ini. Tetapi, juga dibantu dengan peralatan-peralatan penunjuang yang sudah disediakan oleh UFC.”
Jeka juga mengatakan bahwa kelebihan 6 kilogram tersebut akan bisa ia turunkan dalam satu malam. Hal ini ia katakan berbeda dari ketika di Indonesia.
“Cutting saya ini modelnya misal masih kurang 5 atau 6 kg saya cuman nurunin itu satu malam,” ujarnya.
“Setelah penimbangan saya akan dikasih vitamin, makan, lain sebagainya sehingga sudah bisa kembali pulih.” “Itulah yang belum kita pelajari di Indonesia. Kita biasanya jauh-jauh hari, satu bulan harus sudah di bawah batas. Ternyata hal itu salah, karena akan mengurangi kekuatan.”
“Waktu tarung, berat kita cuma akan tambah 2 kg. Padahal, di UFC saat tarung petarung bisa tambah 10 kg dalam hanya 12 jam. Itu yang saya pelajari di sini,” lanjut petarung berusia 28 tahun ini.
“Makanya saya dilarang lebih 2 kg. Ini saja masih lebih 7 kg aja. Baru saat bertarung udah timbang bisa naik 10 kg.”
Jeka pun kemudian menggambarkan rezim latihan yang ia jalani. Ia berlatih dengan beberapa teknik berbeda agar membuat penampilannya lebih lengkap.
Dapatkan sejumlah berita terkini setiap harinya hanya di Sports Arena, dan jangan lupa follow sejumlah akun media sosial kami; Instagram, Twitter dan TikTok.