Sports Arena – Carlos Sainz merebut gelar keempatnya serta yang pertama kalinya untuk Audi di Reli Dakar setelah menyelesaikan etape terakhir di Yanbu, Arab Saudi, Jumat (19/1).
Pereli asal Spanyol itu dengan nyaman menyelesaikan special stage sejauh 175km di posisi ke-19, terpaut 10 menit dari 50 detik dari Sebastien Loeb yang memenangi etape hari ini.
Kemenangan etape di Yanbu menjadi pelipur lara bagi Loeb, yang mendapati harapannya merebut gelar pertama di Dakar terjegal kendala mekanik yang membuatnya terdampar di gurun pasir selama lebih dari satu jam pada etape 11.
Berita Terkini:
- Keluarga Jadi Alasan Jordan Henderson Tinggalkan Al-Ettifaq
- Langkah Aryna Sabalenka Belum Terbendung di Australia Open
- Pedro Acosta Diharapkan Mampu Bawa KTM Bersaing di Papan Atas
Padahal juara dunia reli sembilan kali itu terpaut hanya 13 menit dari Sainz saat start special stage sejauh 420km dari Al Ula ke Yanbu.
Dengan keunggulan satu jam 25 detik dari Guillaume de Mevius (Overdrive/Toyota), Sainz pun menambah koleksi trofinya setelah memenangi reli ketahanan tersebut pada 2010, 2018, dan 2020, serta menegaskan bahwa mobil listrik Audi RS Q E-Tron E2 mampu bersaing melawan kendaraan-kendaraan lainnya yang berbahan bakar fosil.
Sedangkan Loeb harus puas di podium ketiga setelah terpaut satu jam 25 detik dari Sainz di klasemen akhir.
“Ini artinya ketika Anda bekerja keras dan yakin dengan diri Anda, ketika Anda memiliki tim dan orang-orang yang baik di sekitar Anda, maka kerja keras itu akan selalu membuahkan hasil,” kata Sainz yang menjadi orang pertama memenangi Dakar mengendarai mobil listrik itu.
“Mobil ini sangat spesial, sangat sulit dikendalikan, dan sangat sulit membuatnya bekerja. Menyelesaikan dan memenangi balapan ini, saya sangat bangga dengan Audi.”
Sainz juga merebut keempat gelarnya di Dakar dengan pabrikan yang berbeda, menyusul kesuksesan sebelumnya bersama Volkswagen, Peugeot dan Mini.
Terlebih lagi, kemenangan tersebut juga menandai kesuksesan pertama bagi Audi di Dakar setelah pabrikan asal Jerman itu berpartisipasi untuk pertama kalinya pada 2022 dengan ambisinya menggunakan mobil listrik.
Kemenangan itu juga menjadi kado perpisahan bagi Audi yang akan beralih dari Dakar untuk menyiapkan partisipasinya ke Formula 1 bersama Sauber pada 2026.
Meski tidak memenangi satu etape pun pada Dakar tahun ini, dan sempat terjegal hasil buruk finis ke-48 di prolog, Sainz mampu tampil konsisten dan bangkit.
Ia merebut puncak klasemen pada etape dua, sebelum disalip oleh Yazeed Al-Rajhi (Overdrive Toyota) dan merestorasi posisinya ketika sang pembalap tuan rumah terjegal di maraton selama dua hari pada etape enam.
Sainz dibayangi Loeb, yang meneruskan momentum kemenangannya di maraton untuk menyerang dan memangkas gap pada awal pekan kedua.
Loeb mampu mendekati Sainz dengan jarak 13 menit saja, tapi terjegal kendala mekanis yang membuatnya kehilangan lebih dari satu jam pada etape penultima.
Sementara itu, Ricky Brabec (Honda) merebut gelar juara Reli Dakar kategori sepeda motor untuk kedua kalinya setelah menyelesaikan etape terakhir di Yanbu, Arab Saudi, dengan mengantongi keunggulan 10 menit 53 detik dari Ross Branch (Hero).
Adrian Van Beveren menambah selebrasi bagi Honda di podium ketiga klasemen akhir. Itu juga merupakan kali pertama bagi Branch dan Van Beveren finis tiga besar di ajang reli ketahanan tertangguh di dunia itu.
Crosser asal Amerika Serikat itu merasa gelar Dakar tahun ini terasa berbeda, dan lebih memuaskan karena lebih berat ketimbang pada 2020 di mana Brabec membangun jarak yang cukup jauh sejak awal.
“Di sini, saya rasa saya dan Ross melalui tiga hari dengan selisih catatan waktu beberapa detik saja. Ini balapan yang sangat ketat bagi kami semua,” pungkasnya.
Dapatkan sejumlah berita terkini setiap harinya hanya di Sports Arena, dan jangan lupa follow sejumlah akun media sosial kami; Instagram, Twitter dan TikTok.