Sports Arena – Pembalap Pramac Yamaha, Jack Miller, menyoroti isu turunnya nilai kontrak pembalap MotoGP saat ini. Menurutnya uang yang didapatkan sekarang jauh berbeda dibanding era keemasan seperti masa Valentino Rossi dan Jorge Lorenzo.
Pada masanya, para bintang besar seperti Rossi dan Lorenzo mendapatkan bayaran fantastis untuk tampil di level tertinggi kejuaraan dunia. Namun Miller menilai situasinya kini telah berubah drastis.
“Dahulu, para pembalap papan atas—tiga atau empat orang—dibayar luar biasa. Sekarang, para rookie atau bahkan pembalap berpengalaman seperti saya harus menandatangani kontrak dengan bayaran yang sangat kecil. Hanya demi bisa naik motor atau sekadar mendapat tempat di tim,” kata Miller dalam siniar Gypsy Tales.
Berita Terkini:
- Klasemen MotoGP 2025, Marc Marquez Kembali ke Puncak
- Megawati Hangestri Resmi Berseragam Gresik Petrokimia
- Carlo Ancelotti Pasrah Dirinya Dipecat Real Madrid
Saat ini Fabio Quartararo dilaporkan sebagai pembalap yang bayarannya tertinggi, sekitar €12 juta per tahun. Sementara Marc Marquez, yang sebelumnya menjadi pembalap dengan gaji tertinggi di Honda, memilih hengkang pada 2023.
Ada sederet faktor yang membuat bayaran pembalap menurun. Miller berpendapat keadaan tersebut karena dominasi pabrikan dan performa motor yang kini dianggap lebih menentukan hasil daripada kemampuan individu pembalap.
“Satu-satunya cara lain untuk mendapat bayaran layak atau berkembang adalah dengan pindah ke motor yang berbeda. Standarnya sudah ditentukan di sana. Pasarnya menurun,” ucapnya.
“Marc tetap Marc, dan Pecco tetap Pecco. Tapi coba kita lihat 10 tahun lalu—sulit dikatakan sebagai pembalap, tapi saat itu semua saling berebut pembalap terbaik.”
“Kecuali jika si pembalap memang ingin pindah—seperti saya atau Enea dari Ducati—tidak ada tim yang benar-benar mencoba membajak mereka. Sekarang rasanya seperti tak ada persaingan untuk mendapatkan pembalap.”
Miller menilai kekuatan motor saat ini menjadi faktor utama. “Tim berkata, ‘Kamu mau kesempatan naik motor ini? Ya, ini syaratnya’. Sayangnya, para pembalap tidak dibayar sesuai dengan nilai dan risikonya.”
Selain itu, Miller juga menjelaskan bagaimana keinginan kuat para pembalap untuk mendapatkan motor terbaik justru melemahkan posisi tawar mereka saat negosiasi kontrak.
“Yang terbaik akan tetap bersinar. Tapi kalau pilihan mulai terbatas, atau memang tidak ada karena satu tim terlalu dominan, maka nilai pasar turun,” kata Miller.
“Para pembalap ingin menang, ingin tampil sebaik mungkin. Itu yang mereka kejar—hasil. Tapi sayangnya, banyak dari mereka tidak dibayar sesuai, padahal mereka mempertaruhkan nyawa setiap akhir pekan.”
“Mereka hanya punya waktu terbatas untuk menghasilkan uang. Dan [nilai kontrak pembalap] sudah turun drastis dalam 10 tahun terakhir.”
Kini Miller memasuki tahun ke-11 di MotoGP. Ia pernah membela tim-tim besar seperti Honda, Ducati, KTM, dan kini Yamaha.
Kariernya sempat nyaris berakhir tahun lalu setelah kehilangan kursi di tim pabrikan KTM yang diberikan kepada Pedro Acosta. Pilihan tim mulai menipis, hingga akhirnya Pramac beralih dari Ducati ke Yamaha dan menyelamatkan kariernya.
Dapatkan sejumlah berita terkini setiap harinya hanya di Sports Arena, dan jangan lupa follow sejumlah akun media sosial kami; Instagram, Twitter dan TikTok.