Sports Arena – Tottenham Hotspur telah membuat keputusan yang mengejutkan. Manajemen memilih memecat pelatih Ange Postecoglou, yang mengakhiri dahaga trofi hampir dua dekade.
Kabar ini datang bukan saat klub limbung total, bukan pula karena konflik internal. Melainkan tepat setelah momen sejarah tercipta, Tottenham Hotspur menjadi juara Liga Europa, mengalahkan Manchester United 1-0 di final.
“Setelah meninjau kinerja dan setelah pertimbangan matang, klub dapat mengumumkan bahwa Ange Postecoglou telah dibebaskan dari tugasnya,” demikian pernyataan resmi klub.
Berita Terkini:
- Pecco Bagnaia Terpuruk, Ducati Dipertanyakan
- Dikalahkan Pecatur Muda, Magnus Carlsen Gebrak Meja
- Emil Audero Menyongsong Laga Debut Bersama Timnas Indonesia
Postecoglou bukan sekadar juru formasi. Ia adalah pengubah takdir, lelaki Australia yang membawa Spurs mengangkat trofi Eropa pertama sejak 1984.
Dalam perjalanannya di Liga Primer musim 2024/25, Tottenham Hotspur justru terseok, bertahan hidup hanya satu anak tangga dari jurang degradasi. Sebuah ironi pahit dari tim juara Eropa.
“Namun, dewan telah dengan suara bulat menyimpulkan bahwa demi kepentingan terbaik klub, perubahan harus dilakukan. Setelah awal yang positif di Liga Primer 2023/24, kami mencatat 78 poin dari 66 pertandingan terakhir di Liga Primer.”
“Hal ini memuncak pada posisi terburuk kami di Liga Primer musim lalu. Terkadang ada keadaan yang meringankan – cedera dan kemudian keputusan untuk memprioritaskan musim Eropa kami.”
Seperti biasanya, pertunjukan harus terus berjalan. Dua nama kini mengambang di bursa panas White Hart Lane, Thomas Frank dari Brentford dan Marco Silva dari Fulham.
Sementara itu, Postecoglou angkat bicara. Ia mengeluarkan komentar berkelas dengan menyebut sudah membangun dasar yang kuat di Spurs sehingga penerusnya dapat melanjutkannya.
“Ketika saya mengenang masa jabatan saya sebagai Manajer Tottenham Hotspur, emosi yang paling kuat dalam diri saya adalah kebanggaan,” ucap Postecoglou.
“Malam itu di Bilbao adalah puncak dari dua tahun kerja keras, dedikasi, dan keyakinan yang teguh pada sebuah mimpi. Kami juga telah meletakkan fondasi yang berarti klub ini tidak perlu menunggu 7 tahun lagi untuk meraih kesuksesan berikutnya,” Postecoglou melanjutkan.
Penuh haru, Postecoglou menyebut pemainnya dan para pendukung sebagai sumber kekuatannya. Sebuah perpisahan dengan kepala tegak serta penuh kenangan yang sulit dilupakan.
“Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada mereka yang selalu bersama saya setiap hari selama dua tahun terakhir. Sekelompok pemuda yang fantastis yang kini menjadi legenda klub sepak bola ini dan para pelatih brilian yang tidak pernah meragukan bahwa kami dapat melakukan sesuatu yang istimewa. Kami selalu terhubung. Audere est Facere.”
Dapatkan sejumlah berita terkini setiap harinya hanya di Sports Arena, dan jangan lupa follow sejumlah akun media sosial kami; Instagram, Twitter dan TikTok.