Sports Arena – Sejarah tercipta di Paycom Center, Senin (23/6) pagi WIB, setelah Oklahoma City Thunder mengangkat trofi Larry O’Brien untuk kali pertama sejak franchise ini pindah dari Seattle pada 2008. Dalam laga final NBA 2024/25 yang berlangsung dramatis hingga gim ketujuh, Thunder menaklukkan Indiana Pacers dengan skor meyakinkan 103-91 dan menutup seri dengan kemenangan 4-3.
Shai Gilgeous-Alexander tampil sebagai motor utama kesuksesan Thunder. Bintang asal Kanada itu membukukan 29 poin, mengatur ritme permainan, sekaligus menjadi pemantik kebangkitan OKC di kuarter ketiga yang jadi titik balik laga.
Pacers memulai laga dengan semangat tinggi meski harus kehilangan Tyrese Haliburton lebih awal akibat cedera Achilles di kuarter pertama. Tanpa sang kreator utama, Pacers tetap mampu menekan dan kuarter pertama ditutup dengan keunggulan tipis Thunder, 25-22.
Berita Terkini:
- Daftar Wakil Indonesia di Japan Open 2025
- Pembalap F1 Kirim Hadiah Spesial ke Lionel Messi
- Jelang Piala AFF U-23, Timnas Indonesia Panggil 30 Pemain
Namun Pacers membalikkan keadaan di kuarter kedua dan menutup paruh pertama dengan keunggulan 48-47. Semua berubah setelah jeda, Thunder mengamuk di kuarter ketiga, mencetak 34 poin hanya dalam 12 menit, sementara Pacers hanya mampu membalas 20. Performa kolektif luar biasa dari Shai, Jalen Williams, Chet Holmgren, hingga Cason Wallace membuat Thunder melesat meninggalkan tamunya.
Thunder membuka kuarter keempat dengan layup, tripoin, dan lemparan bebas yang mematikan semangat Pacers. Assist Shai untuk tripoin Wallace mengubah skor menjadi 86-68. Lemparan bebas dari Chet dan Williams membuat keunggulan semakin sulit dikejar.
Meski Bennedict Mathurin sempat memberikan perlawanan dengan torehan 24 poin totalnya, termasuk empat lemparan bebas beruntun di kuarter pemungkas, upaya itu tak cukup untuk membendung laju Thunder. Dalam dua menit terakhir, Thunder bahkan sempat unggul sejauh 16 poin sebelum menutup laga dengan skor 103-91.
Shai Gilgeous-Alexander menjadi tokoh sentral pesta ini dengan 29 poin. Ia disokong Jalen Williams (20 poin), Chet Holmgren (18), dan duet pelapis tangguh Alex Caruso serta Cason Wallace yang masing-masing menyumbang 10 poin. Sebaliknya, Pacers hanya mengandalkan Mathurin, Siakam (16 poin), dan TJ McConnell (16).
Gelar ini merupakan pencapaian monumental bagi Thunder dan menjadi trofi pertama sejak era Seattle SuperSonics mereka pada 1979, dan yang pertama dalam sejarah kota Oklahoma City. Gelar ini juga menandai bangkitnya generasi baru Thunder yang dibangun sejak era setelah Kevin Durant dan Russell Westbrook.
Perjalanan Thunder menuju takhta NBA adalah kisah tentang kesabaran dan pembangunan ulang. Setelah bertahun-tahun menumpuk draft pick dan mengembangkan pemain muda, musim ini menjadi klimaks dari visi jangka panjang manajemen Thunder.
Di bawah bimbingan pelatih Mark Daigneault, Thunder membuktikan pembangunan tim tak harus lewat superstar instan. Mereka menang lewat kolektivitas, kerja keras, dan fondasi yang kokoh.
Dapatkan sejumlah berita terkini setiap harinya hanya di Sports Arena, dan jangan lupa follow sejumlah akun media sosial kami; Instagram, Twitter dan TikTok.