Sports Arena – Crystal Palace benar-benar sedang menikmati masa emasnya. Hanya berselang tiga bulan setelah mengangkat Piala FA, tim asal London itu kembali meraih gelar yang kali ini trofi Community Shield usai menaklukkan Liverpool di Stadion Wembley, Minggu (10/8) malam WIB.
Pertandingan berlangsung ketat sejak menit pertama. Liverpool langsung unggul cepat lewat Hugo Ekitike di menit ke-4, tapi Palace membalas melalui penalti Jean-Philippe Mateta pada menit ke-17.
Tak berhenti di situ, Liverpool kembali memimpin berkat gol Jeremie Frimpong di menit ke-21. Laga makin panas pada babak kedua setelah Ismaila Sarr menyamakan kedudukan di menit ke-77 dan memaksa skor 2-2 bertahan hingga peluit panjang.
Berita Terkini:
- PBSI Rilis Daftar Sementara Wakil Indonesia di Kejuaraan Dunia 2025
- Son Heung-min Pecah Rekor Transfer MLS, Resmi Gabung LAFC
- Extreme Festival 2025 Siap Digelar di Koarmada II Surabaya
Pada akhirnya Palace keluar sebagai pemenang. Pasukan Oliver Glasner tersebut mengalahkan Liverpool lewat adu penalti dengan skor 3-2.
Secara permainan, Liverpool mendominasi dengan 60 persen penguasaan bola dan lima tembakan tepat sasaran. Namun, Palace justru mencatat lebih banyak percobaan, total 14 kali mengancam.
Pelatih Liverpool, Arne Slot, mengakui pasukannya sudah berkembang di sektor serang berkat kehadiran wajah baru seperti Ekitike, Frimpong, dan Florian Wirtz. Meski begitu, ia tak menutup mata pada masalah di lini belakang.
“Rasanya agak campur aduk. Kalau dilihat dari permainan menyerang kami melawan tim yang begitu kompak, mungkin lebih baik dari musim lalu.Saya rasa kami menciptakan lebih banyak peluang,” kata Slot.
“Musim lalu, kami hanya bisa mencetak satu gol melawan Palace. Sekarang, kami mencetak dua gol. Tapi di sisi lain, kami kebobolan dua gol melawan Atletico Bilbao dan juga beberapa gol lagi melawan AC Milan. Itu sesuatu yang perlu kami tingkatkan,” Slot menambahkan.
Slot menilai, peluang yang dilakukan para pemain Liverpool di laga tersebut memang minim. Hal ini karena Palace bertahan dengan blok rendah.
“Namun, setelah skor 2-2, mereka punya peluang, jadi mungkin perlu sedikit penyesuaian di lini pertahanan saat ini karena kami tidak banyak kebobolan peluang, tetapi kami kebobolan gol saat ini,” ujarnya.
Sementara kapten Liverpool, Virgil van Dijk, tak menutupi rasa kecewanya. Ia menegaskan sejak awal menargetkan membawa pulang trofi Community Shield.
“Tentu saja emosinya campur aduk,” ujar Van Dijk di laman resmi klub. Pertama-tama, kecewa karena kami tidak memenangkan Community Shield. Itulah tujuan kami datang ke sini,” ucap Van Dijk.
“Ada peluang untuk melakukannya, peluang untuk menghindarinya juga. Tapi kenyataannya hari ini kami kalah.” Van Dijk menambahkan.
Meski gagal juara Community Shield, Van Dijk menegaskan Liverpool sudah berpengalaman menghadapi kekalahan. Fokus timnya kini beralih ke laga pembuka Liga Primer Inggris kontra Bournemouth di Stadion Anfield, Sabtu (16/8) dini hari WIB.
“Hari ini juga akhir pramusim kami, jadi kami harus siap sekarang, bekerja keras untuk siap menghadapi Bournemouth. Kami semua punya banyak pengalaman, menang dan kalah.”
“Dampaknya adalah kami menyadari bahwa kami membutuhkan beberapa hal yang harus ditingkatkan sebagai tim jika ingin mempertahankan gelar, yang tentu saja akan menjadi pekerjaan yang sangat besar.”
“Kami akan menjalani hari pemulihan besok dan kemudian kami akan fokus sepenuhnya pada Bournemouth, yang akan menjadi pertandingan yang sangat sulit. Tapi saya sangat menantikan dimulainya Liga Primer.”
Dapatkan sejumlah berita terkini setiap harinya hanya di Sports Arena, dan jangan lupa follow sejumlah akun media sosial kami; Instagram, Twitter dan TikTok.