• Cyber Media News Coverage Guidelines
  • Management
  • About Us
  • Contact Us
Sports Arena
Advertisement
  • Home
  • Football
    • Internasional
    • Nasional
    • Futsal
  • Basketball
    • Internasional
    • Nasional
  • Badminton
    • Internasional
    • Nasional
  • Fight
    • Internasional
    • Nasional
  • Olympic
    • Internasional
    • Nasional
  • Automotive
  • E-Sports
  • Sportainment
No Result
View All Result
  • Home
  • Football
    • Internasional
    • Nasional
    • Futsal
  • Basketball
    • Internasional
    • Nasional
  • Badminton
    • Internasional
    • Nasional
  • Fight
    • Internasional
    • Nasional
  • Olympic
    • Internasional
    • Nasional
  • Automotive
  • E-Sports
  • Sportainment
No Result
View All Result
Sports Arena
No Result
View All Result
Home FOOTBALL

Dari Luka Jadi Juara, Revolusi Sunyi Luis Enrique Bersama PSG

June 1, 2025
in FOOTBALL, FOOTBALL INTERNASIONAL
0
PSG juara Liga Champions 2024/25

PSG juara Liga Champions 2024/25. (X/PSG_Inside)

Share on FacebookShare on Twitter

Sports Arena – Bukan hanya trofi yang terangkat di langit Munchen semalam, (31/5), tapi juga beban sejarah, luka masa lalu sampai keraguan dunia. Paris Saint-Germain (PSG), klub yang selama lebih dari satu dekade dikenal sebagai kesebelasan para bintang, akhirnya menghapus kutukan.

PSG menghancurkan Inter Milan dalam pertandingan final Liga Champions lewat skor mencolok 5-0 di Allianz Arena. Les Parisiens menulis sejarah dengan merengkuh gelar Eropa untuk pertama kalinya sepanjang sejarah klub berdiri.

Sejak diakuisisi Qatar Sports Investments (QSI) pada 2011, PSG berubah menjadi raksasa finansial. Nama-nama besar seperti Zlatan Ibrahimovic, Edinson Cavani, Neymar, Gianluigi Donnarumma, Sergio Ramos, hingga Lionel Messi didatangkan.

Berita Terkini:

  • Jeremie Frimpong Jadi Rekrutan Baru The Anfield Gank
  • Menang GP Monako, Lando Norris Masih Punya Banyak PR
  • Kompetisi Tinju Robot Digelar, Masa Depan Teknologi Kian Nyata

PSG telah menggelontorkan lebih dari €1,6 miliar untuk belanja pemain yang menjadikannya salah satu klub dengan pengeluaran terbesar di dunia sejak dibeli QSI. Namun nyatanya tidak juga gelar Liga Champions didapatkan.

Final 2020 di Lisbon hanya menghadirkan air mata setelah kalah tipis dari Bayern Munchen. Selebihnya, PSG selalu gugur di saat genting meski diperkuat sederet pemain bintang.

Otak yang membuat PSG menjadi seperti sekarang adalah Luis Enrique. Lewat kecerdikannya dan tangan besinya sehingga tim asal Paris tersebut bisa merasakan mengangkat trofi Liga Champions.

Ketika Enrique ditunjuk pada 2023, banyak yang mengira hanya langkah sementara. Tapi ia datang membawa palu dengan menghancurkan dinding lama, menanam pondasi baru, dan membangun PSG dari nol.

Pukulan pertama yang dilakukan Enrique membiarkan Kylian Mbappe hengkang ke Real Madrid. Ia sama sekali tidak menahan kepergian pemain berpaspor Prancis tersebut meski masih dalam performa terbaiknya.

Alih-alih panik, Enrique berkata dengan tenang. Mantan juru formasi Barcelona tersebut dengan lantang menyebut PSG akan lebih baik tanpa Mbappe.

Sontak ucapan Enrique membuat dunia terkejut. Hanya saja, ia tahu bahwa untuk membangun tim sejati harus menyingkirkan sistem lama untuk kebaikan bersama.

Tak ada lagi pemain yang lebih besar dari klub. PSG bukan cermin untuk ego, tapi medan perang untuk mereka yang rela berkorban demi sistem.

Musim 2023/24 menjadi periode transisi yang menyakitkan PSG. Enrique harus rela melihat anak asuhnya terseok-seok di Ligue 1 dan hanya mencapai semifinal Liga Champions.

Tapi fondasi mulai terlihat, intensitas tinggi, transisi cepat, dan pertahanan kolektif. PSG yang tadinya dibangun untuk memanjakan satu atau dua pemain, kini berlari dan berpikir bersama.

Awal musim 2024/25 juga tidak berjalan tak mulus. Di fase grup Liga Champions, PSG cuma meraih satu kemenangan dari lima laga awal dengan kekalahan dari Bayern Munchen pada laga kelima hampir mengubur harapan.

Kondisi tersebut bikin Enrique dikritik keras oleh sebagian pihak. Akan tetapi, ia tidak tunduk dan bersikap masa bodoh karena tetap yakin dengan pendirian yang sudah dibuatnya.

Tanpa nama besar, Enrique memberi ruang pada pemain muda seperti Warren Zaïre-Emery, Bradley Barcola, Xavi Simons, serta Lucas Beraldo. Ia melatih mereka seperti pasukan perang dengan intensitas latihan ditingkatkan, standar diperketat dan bahkan mengancam mundur jika sikap para pemain tak berubah.

Hasilnya mulai tampak awal 2025. Dalam laga hidup-mati melawan Manchester City, PSG bangkit dari ketertinggalan 0-2 menjadi menang 4-2, kemenangan itu menjadi titik balik psikologis.

Mulai dari sana, PSG berubah menjadi malaikat pencabut nyawa. Menyingkirkan Liverpool di babak 16 besar, Aston Villa di perempat final, Arsenal di semifinal hingga akhirnya, Inter Milan menjadi saksi runtuhnya mitos PSG klub gagal di Eropa.

Pertandingan final versus Inter Milan terasa begitu emosional untuk Enrique. Usai peluit panjang ditiup, ia tidak melonjak melainkan menatap langint sambil tangannya meremas kaus hitam dengan gambar dirinya dan putrinya, Xana yang wafat pada 2019 karena kanker tulang di usia 9 tahun.

Gambar di kaus itu adalah foto saat Enrique dan Xana merayakan Liga Champions 2015 bersama Barcelona. Makanya ia begitu terhanyut dengan keadaan tersebut.

“Saya ingat foto luar biasa yang saya miliki bersama mendiang putri saya Xana, setelah memenangkan Liga Champions, menancapkan bendera Barca di lapangan,” kata Enrique kepada BBC.

Sebelum pertadingan final dimainkan, Enrique sudah mengungkapkan harapnnya. Ia mau mengulangi prestasi bersama Barcelona di PSG dengan menjadi juara Liga Champions.

PSG menjawabnya dengan cinta. Di tribune, tifo raksasa dibentangkan oleh para suporter dengan gambar Xana memakai jersey kebanggaan publik Parc des Princes tersebut.

“Saya sangat senang. Sangat emosional di akhir pertandingan dengan spanduk dari suporter untuk keluarga saya. Saya selalu memikirkan putri saya. Xana adalah bagian dari setiap langkah saya. Trofi ini, meskipun untuk PSG, juga adalah untuk dirinya.”

Bukan lagi koleksi nama mahal, PSG telah berubah, mengandalkan pasukan muda yang dibentuk lewat kerja keras dan kepercayaan tak tergoyahkan pada sistem. Skuad yang menjuarai Liga Champions bukan dengan uang, tapi dengan identitas baru.

Sementara Enrique bukan hanya sekadar pelatih. Ia adalah arsitek kebangkitan, dan sekaligus seorang ayah yang memenangkan kembali momen yang direnggut oleh tragedi.

PSG tak sekadar juara, melainkan menebus masa lalu. Para pemain dan suporter menangis bahagia setelah penantian panjang yang akhirnya berbuah manis dan pasti selalu dikenang.

Dapatkan sejumlah berita terkini setiap harinya hanya di Sports Arena, dan jangan lupa follow sejumlah akun media sosial kami; Instagram, Twitter dan TikTok.

Tags: Liga ChampionsLuis EnriquePSGSports Arena
Previous Post

Eks Bintang NBA Tampil Mengesankan dalam Debut Tinju

Next Post

Pecco Bagnaia Terpuruk, Ducati Dipertanyakan

Next Post
Pembalap Ducati, Pecco Bagnaia

Pecco Bagnaia Terpuruk, Ducati Dipertanyakan

ADVERTISEMENT
  • Trending
  • Comments
  • Latest
Demi Alasan Kemanusiaan Kemensos RI dan IOF Lanjutkan Sinergitas

Demi Alasan Kemanusiaan Kemensos RI dan IOF Lanjutkan Sinergitas

April 13, 2023
Media Gathering Campus League

Campus League Siap Bergulir

October 2, 2025
Petenis Spanyol, Carlos Alcaraz

Debut Manis, Carlos Alcaraz Angkat Trofi Japan Open 2025

September 30, 2025
Pelatih PSG, Luis Enrique

PSG Menang, Luis Enrique Tepis Alasan Flick

October 2, 2025
Tunggal Putra Indonesia, Jonatan Christie

Juara Korea Open 2025, Jonatan Christie Fokus Kejar Poin

September 29, 2025
Media Gathering Campus League

Campus League Siap Bergulir

October 2, 2025
Pelatih PSG, Luis Enrique

PSG Menang, Luis Enrique Tepis Alasan Flick

October 2, 2025
Pelatih PSM Makassar, Bernardo Tavares

Bernardo Tavares Tinggalkan PSM dengan Luka dan Rasa Bangga

October 2, 2025
Jumpa pers Hydroplus Soccer League

90 Tim Adu Kemampuan di Liga Sepak Bola Putri U-15 & U-18

October 2, 2025
Petenis Spanyol, Carlos Alcaraz

Debut Manis, Carlos Alcaraz Angkat Trofi Japan Open 2025

September 30, 2025

Recent News

Media Gathering Campus League

Campus League Siap Bergulir

October 2, 2025
Pelatih PSG, Luis Enrique

PSG Menang, Luis Enrique Tepis Alasan Flick

October 2, 2025
Pelatih PSM Makassar, Bernardo Tavares

Bernardo Tavares Tinggalkan PSM dengan Luka dan Rasa Bangga

October 2, 2025
Jumpa pers Hydroplus Soccer League

90 Tim Adu Kemampuan di Liga Sepak Bola Putri U-15 & U-18

October 2, 2025
Sports Arena

Follow Us

  • Cyber Media News Coverage Guidelines
  • Management
  • About Us
  • Contact Us

All Rights Reserved by sportsarena.id © 2022

No Result
View All Result
  • Home
  • Football
    • Internasional
    • Nasional
    • Futsal
  • Basketball
    • Internasional
    • Nasional
  • Badminton
    • Internasional
    • Nasional
  • Fight
    • Internasional
    • Nasional
  • Olympic
    • Internasional
    • Nasional
  • Automotive
  • E-Sports
  • Sportainment

All Rights Reserved by sportsarena.id © 2022