Sports Arena – Manchester United kembali menelan kekalahan pada Liga Primer Inggris 2025/26. Kali ini Setan Merah ditumbangkan Brentford dengan skor 1-3, di Stadion Gtech Community, Sabtu (27/9) malam WIB.
Gol kemenangan Brentford diukir oleh Igor Thiago di menit ke-8 dan ke-20, lalu ditutup Mathias Jensen pada masa tambahan waktu menit ke-90+6. Sementara itu, Manchester United hanya mampu memperkecil ketertinggalan lewat sontekan Benjamin Sesko pada menit ke-26.
Usai pertandingan, manajer Manchester United, Ruben Amorim menyampaikan kekecewaannya atas kekalahan ketiga timnya musim ini. Menurutnya, cara bermain anak asuhnya justru sesuai dengan pola yang diinginkan lawan.
Berita Terkini:
- Raih Perunggu di Kejuaraan Dunia 2025, Putri KW Bidik Podium Olimpiade
- Persib Rekrut Eliano Reijnders dan Striker Prancis
- Gol Spektakuler Szoboszlai Bikin Anfield Meledak, Gravenberch Takjub
“Saya pikir ini lebih karena kami memainkan pertandingan ini seperti yang diinginkan Brentford. Dengan umpan-umpan panjang, kami menendang bola, bola kedua, dan kami tidak pernah menemukan ritme permainan kami,” kata Amorim dikutip laman resmi klub.
“Kami tidak pernah memainkan gaya permainan kami. Kami tidak pernah menekan lawan, setiap kali mereka merebut bola,” Amorim menambahkan.
Selain soal pendekatan permainan, Amorim juga menyayangkan eksekusi penalti Bruno Fernandes yang gagal. Ia percaya jika bola itu masuk, jalannya laga bisa berubah.
“Kami kebobolan dua gol seperti itu. Saya pikir penalti itu bisa mengubah segalanya, tetapi pandangan saya secara keseluruhan tentang pertandingan ini adalah kami tidak pernah menemukan ritme permainan, kami tidak memiliki kendali atas permainan,” ucapnya.
Rasa frustrasi juga disampaikan Amorim lantaran Manchester United, sejatinya telah berlatih menghadapi skema yang dimanfaatkan Brentford. Hanya saja, pada saat pertandingan semua yang sudah dilatih tidak dipraktikkan.
“Yang membuat frustrasi adalah gol-gol hari ini, kami mengerjakannya selama seminggu. Itu membuat frustrasi. Kami bisa bermain lebih baik saat menguasai bola.”
“Kami bisa lebih mengontrol. Kami bisa memahami bahwa terkadang ketika keputusan tidak menguntungkan kami, momentum tidak menguntungkan kami, kami bisa menguasai bola kami bisa mengendalikan permainan.”
Amorim sekali lagi menegaskan kegagalan penalti menjadi salah satu faktor yang mengganggu fokus timnya. Andai, sepakan 12 pas yang dilakukan Bruno masuk, hasil pertandingan bakal berbeda.
“Itu adalah sesuatu yang saya tahu tim ini bisa lakukan, tetapi ketika keadaan tidak menguntungkan kami, penalti, pelanggaran sebelum gol pertama semua hal ini merugikan kami, kami perlu memiliki lebih banyak kepribadian untuk mengendalikan permainan.”
Ketika ditanya mengenai keyakinannya untuk membalikkan keadaan, Amorim mengaku situasi naik turun seperti ini bukan hal baru baginya. Oleh karena itu, ia tenang dengan kondisi tersebut.
“Rasanya seperti naik turun. Saat menang, Anda merasa segalanya, momentumnya ada. Saat kalah, Anda kembali ke titik yang sama dan berjuang lagi untuk satu kemenangan yang dapat membantu Anda menciptakan momentum…Saya selalu percaya diri karena saya tahu apa yang harus dilakukan,” tegasnya.
Meski kecewa, Amorim menolak untuk menyalahkan performa para pemainnya. Ia menegaskan hanya ingin memberikan yang terbaik bagi Manchester United.
“Itu tugas saya, dan saya di sini bukan hanya untuk melindungi para pemain. Saya berusaha melakukan yang terbaik untuk klub dan tim. Saya tidak melihat ada gunanya, karena saya melihat para pemain berlatih.”
“Saya merasa terkadang dalam pertandingan yang sangat sulit, situasinya berbeda, tetapi itulah tekanan klub. Saya hanya memikirkan apa yang terbaik untuk memenangkan pertandingan berikutnya. Saya tidak berusaha melindungi para pemain, atau diri saya sendiri.”
Dapatkan sejumlah berita terkini setiap harinya hanya di Sports Arena, dan jangan lupa follow sejumlah akun media sosial kami; Instagram, Twitter dan TikTok.











