Sports Arena – FIFA hanya menjatuhi sanksi yang relatif ringan yang bersifat administrasi pembatasan dana subsidi FIFA Forward seiring pencabutan mandat Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023.
Akmal Marhali, Koordinator Save Our Soccer (SOS) mengatakan hukuman ini layak disyukuri meski seluruh elemen di Indonesia diharapkan lebih mawas diri ke depannya.
“Dalam konteks sanksi, FIFA tetap tegas menjaga kedaulatan mereka ke anggotanya. Pembatasan pengucuran dana FIFA Forward layak disyukuri. Ini hasil kerja lobi PSSI yang tidak mudah. Akan tetapi kita jangan juga lantas kita jemawa,” tutur Akmal, Koordinator Save Our Soccer (SOS) di Jakarta, Jumat (7/4).
Terkini:
- Garuda Muda Terhindar dari Grup Neraka di SEA Games 2023
- Tim Basket Putra Berharap Pemusatan Latihan di Australia Membawa Tuah!
- Imbas Insiden MotoGP Argentina: Quartararo Kesal, Nakagami Cuek!
“Indonesia harus rendah hati mengakui punya kesalahan. Jangan mengulangi kesalahan serupa. Walau dihukum ringan, posisi kita salah,” kanjut Akmal Marhali.
Sebelumnya Presiden FIFA, Gianni Infantino dalam rilis resmi organisasi pada Kamis (6/3/2023) malam memutuskan untuk sementara merekomendasikan pembatasan penggunaan dana FIFA Forward. Mereka menegaskan akan mendukung PSSI dalam proses transformasi penting ini dan akan memberikan bantuan jika diperlukan.
Pandangan sama juga disampaikan komentator sepak bola senior, M. Kusnaeni. Menurutnya sanksi ringan ini merupakan kabar gembira buat sepakbola Indonesia.
“Bisa dibilang FIFA memahami masalah Indonesia dalam konteks sebagai tuan rumah Piala Dunia U-2. Mereka menganggap Indonesia sebagai negara penting di dunia sepak bola, sehingga tidak gegabah dalam memutuskan hukuman. Yang terjadi di dalam kasus Piala Dunia U-20, Indonesia tidak menolak menjadi tuan rumah, Presiden RI Joko Widodo juga menyampaikan hal tersebut. Hanya saja FIFA melihat Indonesia belum siap setelah melihat berbagai macam gejolak domestik,” tegasnya.