Sports Arena – Pelita Jaya memang sulit untuk lepas dari status spesialis runner up. Bahkan ketika generasi pemain sudah berganti, klub milik keluarga Bakrie ini terus kesulitan menang di laga final.
Pada era KOBATAMA, Pelita Jaya sendiri juara dua kali, yakni pada 1991 dan 1992. Setelah itu, Pelita Jaya selalu berada di bawah nama besar Aspac Jakarta, Panasia Indosytec Bandung, dan Satria Muda Jakarta.
Pelita Jaya baru kembali mencuat pada era NBL Indonesia, di mana mereka mampu menjadi pemuncak klasemen fase reguler NBL Indonesia 2010-2011, meski akhirnya disingkirkan CLS Knights Surabaya di semifinal.
Berita Terkini:
- Selangkah Lagi, Jonas Vingegaard Juara Tour de France 2023
- PT LIB Jabarkan Hasil Putusan Club Owner Meeting Liga 2 2023/2024
- Absen Latihan, Alvaro Moratta Resmi ke Inter Milan?
Pelita Jaya akhirnya mampu masuk final dua musim kemudian, yaitu pada NBL Indonesia 2012-2013. Namun, mereka takluk di tangan Aspac Jakarta.
Gagal pada 2013-2014, Pelita Jaya menembus partai puncak lagi pada NBL 2014-2015. Tapi lagi-lagi gelar juara gagal didapat karena tim ini ditundukkan Satria Muda.
Bergeser ke IBL 2016, Pelita Jaya lolos ke final lagi, namun bukan Aspac maupun Satria Muda yang dihadapi, melainkan CLS Knights Surabaya, tim yang tak pernah juara.
Tapi hasilnya sama saja, Pelita Jaya tetap kalah dan harus puas keluar sebagai runner up.
Barulah pada IBL 2017 mereka mampu juara dengan menundukkan Satria Muda di final. Tapi hal ini tak serta merta membuat predikat spesialis runner up lepas.
Pada IBL 2017-2018, mereka kembali jadi yang kedua karena kalah dari Satria Muda. Hal yang sama mereka alami pada IBL 2021 dan 2022 karena selalu dipecundangi Satria Muda di seri puncak.
Pada IBL 2023, Pelita Jaya bertemu tim baru lagi, Prawira Bandung. Dan hasilnya pun tetap sama, Kalah!