Sports Arena – Malam di Stadion Miejski, Poznan, menjadi panggung epik kebangkitan Chelsea. Sebuah drama megah bergulir dari awal yang penuh luka hingga akhir yang dituliskan dengan tinta emas dalam laga final UEFA Conference League kontra Real Betis, Rabu (28/5).
Mimpi buruk sempat menyelimuti langkah Chelsea ketika penyerang Real Betis, Abde Ezzalzouli, mengukir namanya di papan skor pada menit kesembilan. Gol tersebut membungkam pendukung The Blues yang tadinya bersorak-sorai
Babak pertama pun menjadi perjuangan melelahkan yang nyaris membuat harapan itu sirna. Real Betis tampil solid dan pantas menutup paruh waktu dengan keunggulan.
Berita Terkini:
- Marc Marquez Merasa Jadi Pembalap Paling Beruntung
- Pegang Kendali Brasil, Carlo Ancelotti Tak Panggil Neymar
- Novak Djokovic Pertahankan Rekor Gemilang di Roland Garros
Namun, semuanya berubah di babak kedua. Chelsea mengamuk dengan Enzo Fernandez mencetak gol penyeimbang pada menit ke-65 yang sekaligus membakar semangat tempur rekan-rekannya.
Keadaan imbang tidak berlangsung lama. Chelsea kembali membobol gawang Real Betis pada menit ke-70, kali ini giliran Nicolas Jackson yang melakukannya.
Ketika waktu tersisa hanya tujuh menit, Jadon Sancho memperlebar keunggulan Chelsea. Tak berhenti di situ, saat masa tambahan waktu, Moises Caicedo menutup pesta gol The Blues dengan mengakhiri laga menjadi skor 4-1.
“Saya memang memprediksi penampilan kami akan seperti itu di babak pertama. Saya sudah katakan seminggu lalu, Anda tidak bisa memberikan keuntungan sekecil apa pun pada lawan,” kata pelatih Chelsea, Enzo Maresca usai pertandingan.
“Mereka bermain hari Jumat dalam laga yang tak menentukan, sementara kami bermain hari Minggu selama 100 menit untuk mengamankan posisi penting,” Maresca menambahkan.
Maresca menyebutkan saat turun minum memotivasi anak asuhnya untuk tidak patah semangat. Terbukti, ketika bertanding kembali para pemain Chelsea tampil habis-habisan.
“Kami mengubah beberapa hal secara taktis saat jeda. Di babak kedua, kami tampil jauh lebih baik. Dan saya sangat senang.”
Bagi mayoritas pemain Chelsea, ini adalah trofi pertama mereka di level klub. Momen tersebut bisa menjadi titik balik karier mereka dan Maresca percaya masih banyak yang akan datang.
“Mudah-mudahan ini menjadi awal dari sesuatu yang lebih besar di masa depan. Untuk membangun mentalitas juara, Anda harus terbiasa menang. Trofi ini akan membuat kami lebih baik,” ucapnya.
Selain itu, Maresca menilai perjalanan pasukannya di Liga Primer musim ini sudah oke. Chelsea mengakhiri kompetisi dengan menduduki posisi empat klasemen.
“Saya juga sangat bangga dengan jalan dan perjalanan yang telah kami lalui di Liga Primer. Itu adalah kompetisi tersulit di dunia, Anda harus konsisten dalam 38 pertandingan, dan para pemain ini menunjukkannya.”
“Itulah sebabnya, setelah pertandingan Nottingham Forest, kemarahan saya dibesar-besarkan. Namun, dalam 38 pertandingan, Anda harus konsisten dan dengan skuad termuda dalam sejarah Liga Primer, itu adalah sesuatu yang luar biasa.”
Dapatkan sejumlah berita terkini setiap harinya hanya di Sports Arena, dan jangan lupa follow sejumlah akun media sosial kami; Instagram, Twitter dan TikTok.