Sports Arena – Maraknya tren olahraga padel di kalangan masyarakat urban Indonesia ternyata membawa tantangan baru di bidang kesehatan mata. Selain memberikan dampak positif pada kesehatan fisik, rupanya olahraga tersebut juga memberikan efek negatif.
Dokter spesialis mata lulusan Universitas Indonesia, Dr. Referano Agustiawan, SpM(K), mengingatkan bahwa olahraga padel yang tengah naik daun tersebut berisiko tinggi menyebabkan cedera mata serius jika tidak diimbangi dengan kesadaran akan keamanan.
Referano memaparkan bahwa dirinya sudah menangani sejumlah kasus cedera mata akibat padel yang cukup kompleks dan mengkhawatirkan. Menurutnya, masyarakat perlu mendapatkan edukasi untuk memilih olahraga yang tepat dengan kondisi fisiknya.
Berita Terkini:
- Perbasi Dapat Suntikan Dana Miliaran dari Pemerintah
- Bagnaia Nikmati Duel Singkat Lawan Marc Marquez di Jerez
- Menang Tipis Lawan Arsenal, Luis Enrique Peringatkan Skuad PSG
“Sekarang banyak yang suka padel. Bolanya cepat sekali. Saya sudah beberapa kali menangani kasus mata karena bola padel, dan itu bisa sangat kompleks,” ungkapnya dikutip dari ANTARA pada Kamis (1/5/2025).
Padel sendiri merupakan olahraga asal Meksiko yang semakin digemari karena dinamis dan mudah dimainkan. Sekilas mirip tenis, padel dimainkan di lapangan yang lebih kecil dan dikelilingi dinding.
Raket padel terbuat dari bahan padat tanpa senar, sementara bolanya lebih ringan dibanding bola tenis. Kombinasi ini menjadikan padel sebagai permainan cepat dan penuh tantangan.
Namun, di balik popularitasnya, menurut Referano, padel memiliki potensi risiko cedera mata yang tinggi, bahkan lebih tinggi dibandingkan tenis atau bulutangkis.

“Bola padel itu cepat sekali, tidak bisa terdeteksi pelan-pelan oleh mata seperti bulu tangkis. Selain itu, raket padel yang padat bisa saja mengenai mata jika tidak hati-hati saat bermain dengan pasangan,” jelas Direktur Utama JEC @Menteng.
Banyak mitos pengobatan mata tanpa dasar medis justru berisiko memperburuk penglihatan bahkan mengancam keselamatan jiwa.
“Bukan hanya membahayakan penglihatan tapi juga membahayakan jiwanya karena kalau kena jamur bisa infeksi, karena mata organ paling dekat dengan otak jadi infeksi takutnya berisiko menyebar ke otak,” jelasnya.
Ia menekankan bahwa kasus-kasus mata yang kompleks memerlukan penanganan dari dokter spesialis maupun subspesialis sesuai dengan gejalanya, agar dapat sembuh tanpa komplikasi lebih lanjut.
Referano juga berharap bahwa inovasi dalam bidang kesehatan mata terus berkembang dan Indonesia dapat mengikuti kemajuan teknologi pengobatan mata guna memberikan manfaat optimal bagi pasien.
Dapatkan sejumlah berita terkini setiap harinya hanya di Sports Arena, dan jangan lupa follow sejumlah akun media sosial kami; Instagram, Twitter dan TikTok.