Sports Arena – Persija Jakarta tidak hanya mendapatkan bek tangguh saat mendatangkan Jordi Amat. Melainkan juga sosok yang memahami arti kepemimpinan secara menyeluruh.
Rekam jejak Amat sebagai kapten di dua klub berbeda, Johor Darul Ta’zim (JDT) dan KAS Eupen menjadi bukti. Pemain berusia 33 tahun ini bukan sekadar andalan di lapangan, tetapi juga panutan di balik layar.
Di level internasional, Amat pun dipercaya membawa ban kapten saat memperkuat Timnas Indonesia di era Shin Tae-yong. Mentalitasnya sebagai pemimpin dibentuk dari kebiasaan yang ia jalani sehari-hari, baik dalam kehidupan pribadi maupun di lingkungan tim.
Berita Terkini:
- Megawati Hangestri Gabung Klub Turki
- Jadon Sancho Merapat ke Juventus, Rodrygo Dilirik PSG
- Kebangkitan Novak Djokovic Melangkah ke Perempat Final Wimbledon
“Saya tipe orang yang selalu memberikan motivasi. Ketika bersama anak saya, keluarga, maupun ketika bersama teman, saya selalu berusaha mendorong mereka agar bisa memberikan yang terbaik sebisa mungkin,” kata Amat dikutip laman resmi klub.
Nilai-nilai itulah yang kemudian Amat bawa ke dalam ruang ganti. Ia merasa tempat itu bukan sekadar area bersiap jelang pertandingan, tetapi menjadi simbol dari kebersamaan dan ikatan batin antarpemain.
“Pada dasarnya kami adalah keluarga di ruang ganti. Kami perlu berjuang bersama dan memenangkan setiap bola saat pertandingan berlangsung. Jadi, kami harus dekat agar bisa saling memotivasi,” tuturnya.
Kesetaraan juga menjadi prinsip yang dipegang teguh oleh bek yang sempat membela Espanyol tersebut. Tak ada sekat antara pemain muda dan senior, karena bagi Amat, semangat kolektiflah yang membuat tim tumbuh.
“Kami harus melakukannya bersama-sama sebagai satu kesatuan tim, agar bisa membawa energi positif dan memotivasi tim di setiap pertandingan,” ujarnya.
Dapatkan sejumlah berita terkini setiap harinya hanya di Sports Arena, dan jangan lupa follow sejumlah akun media sosial kami; Instagram, Twitter dan TikTok.