Sports Arena – Langit Naples bersinar lebih terang malam itu. Stadion Diego Armando Maradona tak hanya menjadi arena pertandingan, tetapi juga panggung sejarah untuk Napoli pada Jumat (23/5).
Di tengah sorakan yang menggema dari puluhan ribu suporter, Antonio Conte menutup kisah luar biasa bersama Napoli dengan menaklukkan Serie A musim 2024/25. Kemenangan 2-0 atas Cagliari menjadi klimaks yang menggetarkan hati dalam perjalanan penuh liku I Partenopei.
Meski di tempat lain, Inter Milan mengamankan tiga poin saat mengalahkan Como, 2-0. Hasil itu tak cukup karena La Beneamata tetap tertinggal satu poin dari Napoli.
Berita Terkini:
- Alex Marquez Petik Hikmah Gagal Finis di Le Mans
- Son Heung-min Jadi Korban Pemerasan Terkait Informasi Palsu
- Jinakkan Cavaliers, Pacers Melaju ke Final NBA Wilayah Timur 2025
Conte menorehkan namanya dalam tinta emas bersama Napoli. Sosok asal Italia tersebut menjadi pelatih ketiga dalam sejarah Serie A yang mampu membawa tiga klub berbeda sebagai kampiun.
Prestasi ini tak datang dari langit, karena musim lalu Napoli hanya mampu menempati posisi ke-10 klasemen. Banyak yang meragukan, bahkan mengejek klub tersebut bisa bersaing di papan atas.
Namun Conte datang bukan hanya membawa taktik, tetapi juga semangat juang yang berkobar. Baginya, ini bukan sekadar pencapaian melainkan medan perang terberat dalam kariernya.
“Ketika kami tiba di stadion, jujur saja sulit untuk masuk karena begitu banyaknya orang,” ungkap Conte dalam konferensi pers usai pertandingan.
Beban harapan itu hampir terasa begitu berat. Conte yakin publik Naples sangat kecewa andai Napoli gagal merengkuh gelar Serie A musim ini lantaran sudah lama menantikannya.
Para pemain Napoli menjawab dengan sikap. Conte, meski tak hadir di pinggir lapangan karena hukuman kartu merah, menyaksikan pasukannya tampil bak kesatria yang memegang teguh sumpah setia.
“Para pemain luar biasa, tidak mudah karena tekanan pada kami gila-gilaan, tapi kami menghadapi pertandingan dengan cara terbaik.”
Perjalanan Napoli tidak diawali dengan kisah manis akibat kekalahan 0-3 dari Verona di awal musim yang nyaris menjadi noda permanen. Tapi seperti bara yang dipijar ulang, hasil minor itu malah dijadikan bahan bakar Giovanni Di Lorenzo dan kolega bemain lebih baik lagi.
“Ini benar-benar tantangan paling tidak terduga, sulit dan menantang dalam karier saya. Datang ke Napoli setelah posisi ke-10 dan mencoba membenahi semuanya, meyakinkan beberapa pemain terbaik untuk bertahan.”
Tangan dingin Conte tak hanya membentuk tim, tetapi membangkitkan kota. Napoli, yang dahulu bersandar pada bayang-bayang Diego Maradona, kini menemukan pahlawan baru.
“Secara jujur, sangat sulit menang di Napoli. Bagi para pemain ini melakukannya dua kali dalam tiga tahun berarti ada sesuatu yang spesial di sini.”
“Lebih dari 30 tahun lalu, Diego Armando Maradona memenangkan gelar, sekarang Di Lorenzo sebagai kapten mengangkat trofi lagi, ini spesial.”
Dapatkan sejumlah berita terkini setiap harinya hanya di Sports Arena, dan jangan lupa follow sejumlah akun media sosial kami; Instagram, Twitter dan TikTok.










