Sports Arena – Gerald Vanenburg belum mampu mengulang pencapaian gemilang Shin Tae-yong bersama Timnas Indonesia U-23. Kekalahan 0-1 dari Korea Selatan di Kualifikasi Piala Asia U-23 2026 membuat Garuda Muda gagal melangkah ke putaran final.
Meski begitu, Vanenburg sebagai pelatih tetap aman. Bahkan, pria asal Belanda itu disebut-sebut akan terus menangani Timnas Indonesia U-23 pada ajang SEA Games 2025 yang dijadwalkan berlangsung Desember mendatang.
Tugas Vanenburg tidak ringan karena Timnas Indonesia U-23 punya catatan mentereng di SEA Games edisi sebelumnya. Dipimpin oleh Indra Sjafri, skuad Merah Putih sukses menyumbangkan emas setelah terakhir kali merebutnya 32 tahun lalu.
Berita Terkini:
- Raih Perunggu di Kejuaraan Dunia 2025, Putri KW Bidik Podium Olimpiade
- Persib Rekrut Eliano Reijnders dan Striker Prancis
- Gol Spektakuler Szoboszlai Bikin Anfield Meledak, Gravenberch Takjub
Catatan tersebut otomatis membuat ekspektasi publik tinggi kepada Vanenburg agar mampu mempertahankan prestasi emas tersebut. Namun, sosok berusia 61 tahun tersebut sadar jalan menuju target itu tidak mudah.
Sepanjang Kualifikasi Piala Asia U-23, Vanenburg beberapa kali menyampaikan keluhan soal kondisi pemainnya. Ia menyoroti minimnya menit bermain yang didapat Kadek Arel dan rekan-rekan di klub masing-masing.
Vanenburg, merasa hal itu sangat berpengaruh terhadap performa anak asuhnya di lapangan. Baginya, fisik para pemain Timnas Indonesia U-23 belum berada di kondisi terbaik jika kurang jam terbang.
Ditambah lagi waktu persiapan yang singkat, situasi ini membuat upaya pembenahan kondisi pemain tak bisa maksimal. Vanenburg pun menunjukkan kekhawatiran apabila Timnas Indonesia U-23 hanya menjalani program training camp (TC) singkat.
Penilaian Vanenburg, TC jangka panjang sangat dibutuhkan agar Timnas Indonesia U-23 siap bermain maksimal di SEA Games 2025. Bila langkah itu tidak dilakukan, ia merasa sulit mempertahankan medali emas.
“Untuk program ke SEA Games 2025, kalau misalnya kita hanya mendapatkan program seperti sekarang, yaitu cuma seminggu berlatih untuk menghadapi turnamen, mungkin hasilnya akan sama. Jadi, ini memang suatu hal yang tidak bisa,” kata Vanenburg.
Sebagai pembanding, Vanenburg menyinggung program pemusatan latihan jangka panjang yang pernah didapatkan Timnas U-17 hingga sukses lolos ke Piala Dunia U-17 2025.
“Kalau dibandingkan dengan Timnas U-17 yang mendapatkan waktu satu tahun berlatih bersama untuk lolos ke Piala Dunia U-17 2025. Ya, mereka jadi 60 persen lebih baik. Itu perbedaan yang sangat besar. Ya, itulah kenyataan yang kami hadapi,” ujarnya.
Dapatkan sejumlah berita terkini setiap harinya hanya di Sports Arena, dan jangan lupa follow sejumlah akun media sosial kami; Instagram, Twitter dan TikTok.












